4/03/21

Joaquín Sánchez dan Real Betis, yang Tak Lekang Oleh Waktu

Oleh : Ary Ditio Baihaqi (@arybaihaqi_10)

Menjadi pesepakbola hebat dan populer adalah impian semua orang yang menggeluti olahraga ini. Apalagi bisa menjaganya dalam waktu yang lama, tentu membutuhkan konsistensi dan dedikasi yang tidak sembarangan.

Di era sepakbola moderen saat ini, tidak banyak pemain yang bisa menjaga penampilannya hingga umur 30-an keatas. Begitu cepatnya proses regenerasi pemain dan kebutuhan akan taktik masa kini membuat pemain berumur sering kali tersisihkan.

Joaquín Sánchez, Real Betis, La Liga

Contoh terbaik mengenai siapa pemain yang bisa tampil konsisten hingga diusia tuanya adalah Zlatan Ibrahimovic. Kembali ke AC Milan dari perantauannya di MLS, Kedatangan pemain asal Swedia ini bukan hanya sebagai hiburan, atau sekedar menghabiskan sisa karirnya dengan duduk dibangku cadangan. Kehadirannya justru menjadi titik balik bagi AC Milan kembali ke papan atas Serie A dan kembali berbicara soal Scudetto yang sudah lama tidak mereka rasakan. Gol demi golnya cukup penting bagi kestabilan AC Milan di klasemen sementara.

Satu lagi nama yang di cap veteran dan tetap aktif bermain sebagai pemain utama. Dia memang tidak seterkenal atau mungkin sehebat Ibra, tetapi perjalanan karirnya dan bagaimana ia mampu menjaga kondisi di level tertinggi dalam waktu yang lama merupakan hal yang menarik untuk dibicarakan. Dia adalah Joaquín Sánchez, keping identitas terakhir Real Betis.

Baca Juga : Kemilau Bintang Muda Britania, Mason Greenwood

Joaquín merupakan produk dari akademi sepakbola Real Betis pada tahun 1997-99. Sebelum berlaga di tim senior, ia sempat singgah dulu semusim di tim B. Hingga akhirnya pada September 2000 ia melakukan debutnya bersama tim senior menghadapi CD Compostela di ajang Segunda.

Usianya sudah menginjak 39 tahun, dimana ia telah merasakan segala macam pahit manisnya sebagai pesepakbola. Berposisi sebagai pemain sayap yang mengutamakan kecepatan dan daya tahan lebih dari posisi lainnya, Joaquín terbukti mampu memperlihatkan permainan yang baik dan sudah dipercaya tampil sebanyak 20 kali di liga sepanjang musim ini, dengan mencatatkan 2 gol dan 4 asis.

Walau dianggap sebagai legenda oleh para pendukung, nyatanya hampir separuh dari perjalanan karir ia habiskan tidak bersama dengan Real Betis. Semusim setelah mengantarkan Real Betis juara Copa del Rey pada musim 2004/05, ia memulai petualangannya bersama beberapa klub. 5 musim bersama Valencia (2006-11), dan masing-masing 2 musim bersama Malaga (2011-13), dan Fiorentina (2013-15). Di Valencia ia berhasil mempersembahkan 1 trofi Copa del Rey (2007/08), ia juga merupakan bagian dari skuad fenomenal Malaga yang berhasil tembus ke babak 8 besar Champions League pada musim 2012/13. Saat itu ia berkontribusi dengan 4 golnya. 

Setelah Fiorentina memutuskan untuk memasukan namanya dalam daftar jual, tahun 2015 tepat di usia 34 Joaquín kembali ke Benito Villamarin dengan kontrak 3 tahun.

Joaquín Sánchez, Real Betis, La Liga
(Pict: Fútbol Emotion)

Joaquín datang tidak dengan usia yang tua, tetapi dengan pengalamannya yang besar. Hal ini lah yang sangat membantu Real Betis dalam menghadapi berbagai kondisi di setiap laga yang dijalani. Sebagai pemain yang paling senior, Joaquín mampu membawa rekan-rekannya tangguh disetiap kesempatan.

Selain itu, statistik menunjukan sejak kedatangannya yang kedua ia selalu tampil minimal 20 kali setiap musimnya. Ukuran yang termasuk tinggi untuk pemain outfield (selain kiper) sepertinya. Dalam rentang 6 musim kebelakang, pemain dengan nama panjang Joaquín Sánchez Rodríguez ini cukup berkontribusi dengan catatan 22 gol dan 23 asis di liga.

Daya tahan dan kemampuan fisik yang prima dari pria berusia 39 tahun ini bahkan diakui oleh Tomas Calero, Mantan kepala tim medis Real Betis. “Saya tidak ingat dia memili riwayat cedera yang serius. Dia benar-benar memiliki genetika yang spektakuler dan kapasitas yang luar biasa untuk pemulihan setelah pertandingan" Ucap Calero dilansir dari El Pais.

Hal senada juga diungkapan oleh pelatih fisik Real Betis, Marcos Alvares, dilansir dari El Pais. “Saya dapat mengatakan dengan pasti bahwa Joaquín akan bermain tanpa masalah sampai dia berusia 40 tahun di level tertinggi. Kinerjanya sangat baik dan data menunjukkannya,”

“Semua hal tentang kecepatan, ketahanan, dan parameter Joaquín lainnya dalam pertandingan sama dengan Nabil Fekir (26 tahun)” Lanjutnya.

Joaquín Sánchez, Real Betis, La Liga

Ini merupakan kelebihan yang dimiliki oleh Joaquín atau bisa dibilang sebagai anugerah alami yang dipunya sebagai seorang pesepakbola. Saat ini ia berada diurutan kelima sebagai pemain aktif dengan jumlah pertandingan terbanyak dikompetisi sepakbola Spanyol dengan 532 laga. Diatasnya ada Buyo (542 laga), Eusebio Sacristán (543 laga), Raúl (550 laga) dan Zubizarreta (622 laga).

Ini semua adalah bentuk dari kecintaan terhadap profesinya sebagak pesepakbola. Seperti yang diawal telah disinggung sebelumnya bahwa untuk tetap menjaga performa hingga usia senja bukanlah hal yang mudah. Ada sesuatu yang memang tidak bisa didapatkan begitu saja dengan kerja keras, yaitu bakat dan anugerah alami sejak lahir.

Namun seseorang juga tidak akan meraih sukses begitu saja, perlu adanya upaya untuk membentuk semua itu agar semua yang telah diberkahi tidak menjadi sia-sia belaka.

Dalam sebuah wawancara Joaquín juga pernah melontarkan guyonan yang menggelitik dengan mengatakan: “Messi tidak memiliki fisik seperti saya!”.