Oleh : Ary Ditio Baihaqi (@arybaihaqi_10)
Saat ini dunia sedang tidak baik-baik saja. belakangan, kurang lebih dua bulan ini, sering kita mendengar berita dari berbagai penjuru dunia bahwa mereka tengah berjuang untuk melawan serangan dari musuh yang tak kasat mata, namun berbahaya. musuh itu bernama COVID-19, kepanjangan dari Coronavirus Disease-2019.
Sebuah virus yang sebelumnya diketahui telah mewabah di Tiongkok ini, kini telah menjalar hampir keseluruh negara di dunia. virus yang secara spesifik menyerang organ pernafasan manusia ini menjadi berbahaya, karena, hingga tulisan ini dimuat, belum ditemukan penawar yang secara pasti mampu membunuh virus tersebut. berbagai upaya tentu saja tengah dilakukan oleh para ahli yang bekerja tak kenal lelah untuk menemukan penawar yang dapat menyudahi pandemi ini. namun, itu semua membutuhkan proses yang panjang dan memakan cukup banyak waktu.
Sehingga, hal terbaik yang bisa dilakukan saat ini adalah sebisa mungkin untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini agar tidak semakin masif. dengan berbagai kampanye yang belakangan ini diserukan, seperti memindahkan segala aktivitas dirumah, menahan hasrat untuk berpergian, menambah intensitas mencuci tangan, menjaga jarak dengan orang lain, dan lain sebagainya. semua tindakan preventif ini diharapkan dapat menekan penyebaran virus, hingga penawar yang terbukti ampuh ditemukan, dan nantinya siap disebarkan secara massal.
Meluasnya virus COVID-19 saat ini mengganggu berbagai aktivitas dan kegiatan secara global. khusus di dunia olahraga, berbagai event besar yang seharusnya diselenggarakan tahun ini dipaksa mundur hingga tahun depan. Mulai dari EURO, Copa America, dan Olimpiade.
Baca Juga : Martin Braithwaite Bentuk Kepanikan Barcelona
Selain itu kompetisi sepakbola hampir diseluruh dunia juga terpaksa ditunda. di Eropa khususnya yang saat ini tengah berada dipertengahan putaran kedua. Pemuncak klasemen sementara Liga Primer Inggris saat ini Liverpool hanya membutuhkan dua kemenangan lagi untuk menyudahi musim ini sebagai juara liga, yang terakhir kali mereka rasakan kurang lebih 30 tahun lamanya. penampilan impresif mereka musim ini memang patut mendapatkan apresiasi. Jurgen Klopp dan kolega tberhasil merubah tatanan persaingan menuju tangga juara di Liga Primer saat ini dan mengusik ketenangan sang anak kaya baru, Manchester City.
Beda halnya dengan Serie A, tiga tim masih berpeluang menjadi juara dengan selisih poin yang tipis. Lazio, Juventus, dan Inter Milan memiliki kans sama besar untuk mendapatkan Scudetto diakhir musim, disusul Atalanta yang siap menghadang sembari mengintip peluang jika ada salah satu dari ketiga tim diatasnya yang terpeleset. La Liga juga masih harus menjalani beberapa pertandingan lagi untuk bisa mengetahui siapa yang akan jadi juaranya. Barcelona dan Real Madrid musim ini kembali mengisi drama perebutan juara dengan Barcelona yang hanya unggul dua poin dari rival abadinya itu. Apapun masih bisa terjadi, andaikan sisa pertandingan musim ini dapat diselesaikan.
Penundaan kompetisi dan berbagai event ini bukan yang pertama kali terjadi, jauh sebelumnya, beberapa kali penundaan juga dilakukan dikarenakan berbagai hal. Ketika Perang Dunia pertama pecah pada tahun 1914, beberapa negara di Eropa seperti Inggris, Jerman, Italia, dan Perancis mengalihkan fokus mereka sepenuhnya untuk berperang. kompetisi sepakbola diberhentikan bahkan beberapa pemain di Inggris bergabung dengan pasukan perang British yang diberi nama “Football Battalion”, yang berisikan pegiat sepakbola di Britania Raya saat itu.
Pasukan Football Battalion (pict: shutterstock.com)
Hal yang sama terjadi ketika genderang Perang Dunia kedua ditabuh, di Inggris seluruh kompetisi sepakbola ditiadakan hingga 7 tahun lamanya. kemudian juga di Perancis, Jerman, dan Spanyol. Dampak dari perang juga berpengaruh terhadap Piala Dunia yang terpaksa harus ditiadakan, yakni pada tahun 1942 dan 1946. Sepakbola juga pernah mengalami gangguan jauh sebelum Perang Dunia, penyebab terjadinya juga sama dengan apa yang dialami dimasa sekarang ini.
Dulu, tepat ditahun 1918, sebuah virus mewabah dan melanda dunia yang dikenal dengan nama Flu Spanyol. Penyebaran virus ini juga terbilang masif dan sangat cepat karena penyebarannya melalui udara. seluruh dunia dibuat gempar saat itu, namun Spanyol menjadi negara yang paling terkena dampak besar akibat virus tersebut dan itulah sebabnya mengapa nama virus ini diambil dari negara yang berada di Semenanjung Iberia tersebut.
Salah satu alasan mengapa penyebaran virus tersebut sangat cepat karena kesadaran masyarakat saat itu masih rendah mengenai betapa bahayanya virus itu, itu digambarkan dengan masih digelarnya beberapa pertandingan sepakbola yang tentu saja mengundang keramaian seperti di Inggris dan Spanyol. akibatnya banyak orang yang terindikasi positif terjangkit virus, termasuk beberapa orang penting saat itu seperti Raja Spanyol Afonso XIII, dan Presiden Brazil Francisco de Paula Rodrigues Alves. Sejak itu barulah sejumlah tempat umum ditutup, termasuk kompetisi sepakbola diberbagai negara juga mengalami penundaan selama beberapa tahun. sepakbola juga digunakan sebagai sarana kemanusiaan dengan tajuk laga amal yang seluruh dananya disumbangkan untuk penanganan korban kasus Flu Spanyol, seperti yang dilakukan oleh Athletic Bilbao dan Atletico Madrid.
Jadi, penundaan sementara kompetisi sepakbola bukan lagi barang baru. justru kita patut mendukung apa yang dilakukan oleh para stakeholder di dunia sepakbola. dengan diberhentikannya kompetisi, artinya meredam penyebaran virus COVID-19 agar tidak semakin meluas. Pembelajaran yang bisa kita ambil dari pandemi Flu Spanyol yang sebelumnya pernah melanda adalah kepentingan nyawa diatas segalanya. Bukan hanya penonton yang datang ke stadion saja yang dipikirkan, tetapi juga bagaimana keselamatan dan kesehatan para pemain juga diutamakan. Apalagi tentu kita sudah mendengar ada beberapa pemain dan pelatih yang lebih dulu telah dinyatakan positif terjangkit virus tersebut. ini merupakan warning sign agar sesegera mungkin menghentikan seluruh aktifitas diluar (pertandingan sepakbola).
Diam dirumah saja memang tidak menyenangkan. tetapi, tidak ada yang jauh lebih menyenangkan apabila kita dapat melihat saudara-saudara kita yang sakit, kembali sehat dan menjalani kehidupnya kembali seperti sedia kala. Semoga pandemi ini dapat segera berakhir, agar kita dan sepakbola dapat kembali menjalani kehidupan yang sebenarnya dengan penuh suka cita dan kedamaian.