8/12/19

3 Faktor Kunci Penampilan Impresif Tira-Persikabo di Liga 1

Oleh :  Ary Ditio Baihaqi  (@arybaihaqi_10)

Liga 1 kini telah memasuki pekan ke-14, walau sudah memasuki hampir separuh musim, masih ada beberapa tim yang belum memainkan pertandingannya akibat dari penundaan jadwal yang kerap kali terjadi. Hal ini berdampak pada susunan klasemen sementara dimana beberapa tim besar saat ini berada dipapan tengah hingga bawah seperti PSM Makassar dan Persija Jakarta.

Tira Persikabo Liga 1 Indonesia
(pict: foxsport.id)

Meski begitu, Liga 1 tetap menarik untuk disaksikan, terlebih lagi saat ini kita tengah dikejutkan oleh penampilan impresif salah satu tim kontestan yang bahkan sebelum kompetisi dimulai tidak di duga akan melaju hingga sekencang ini, mereka adalah Tira-Persikabo. Tim yang bermarkas di Cibinong, Bogor ini telah menyita perhatian publik sepakbola nasional dikarenakan penampilan mereka yang cukup impresif dan konsisten hingga sejauh ini. Saat ini mereka berada dipucuk pimpinan klasemen sementara dengan rekor belum terkalahkan, melewati catatan rekor sebelumnya milik Persija Jakarta pada Liga 1 2017 lalu yakni dengan 12 pertandingan tak terkalahkan.

Banyak orang yang sampai saat ini tidak menyangka bahwa tim sekelas Tira-Persikabo bisa tampil bagus hingga sejauh ini. Namun, jika kita perhatikan secara seksama, rasanya kita tidak akan lagi penasaran dan bisa mengerti dengan pencapaian Tira-Persikabo hingga kini, berikut merupakan 3 faktor kunci penampilan impresif Tira-Persikabo :

1.  Perpaduan Pemain Asing dan Lokal yang berkualitas

Mungkin sebelumnya banyak yang tidak menyadari bahwa sebenarnya Tira-Persikabo mempunyai komposisi pemain yang tak kalah bagusnya jika dibandingkan dengan para kontestan lain di Liga 1 2019. Selain itu legiun asing yang di datangkan juga berkualitas, walau mayoritas diantaranya merupakan wajah-wajah baru dipersepakbolaan Indonesia, mereka adalah Ciro Alves, Louise Parfait, dan Khursed Beknazarov. Hanya Loris Arnaud yang sebelumnya pernah berkiprah di Indonesia tepatnya musim lalu kala membela Persela Lamongan.

Ciro Alves menjadi pencetak gol terbanyak di tim dengan torehan 10 gol dari 13 penampilan. Ciro merupakan aktor penting bagi Tira-Persikabo dalam membangun serangan. Pergerakan liarnya di lini pertahanan lawan disertai dengan skill individu berkelas khas negeri samba membuatnya sangat sulit untuk dihentikan. visi bermainnya juga sangat baik dan tak jarang ia juga memberikan kesempatan kepada rekannya, Loris Arnaud dan Osas Saha untuk mencetak gol dengan memberikan assis dan membuka ruang.

Ciro Alves Tira Persikabo Liga 1
(pict: ciroalves)

Kemudian Louise Parfait, berposisi sebagai gelandang sentral yang pernah menimba ilmu di akademi sepakbola Genoa. Beberapa kali ia dipinjamkan ke beberapa tim di Italia seperti Piacenza, Crotone, Lecce, dan Cesena. Sebelum berkarir di Indonesia, ia sempat membela salah satu kesebelasan di liga Macedonia, Sileks Kratovo.

Peran Louise di lini tengah Tira-Persikabo sangat vital. kemampuannya dalam mendistribusi bola dari tengah kedepan sangat baik. Di dukung dengan visi dan akurasi umpan yang cukup akurat. Selain piawai dalam membantu penyerangan, Louise juga sangat baik dalam membantu pertahanan dengan sering kali mundur ke belakang dan melakukan beberapa tekel penting. Mobilitasnya di lini tengah karena ada Manahati yang lebih fokus menjaga kedalaman sehingga Louise bisa lebih bebas dalam melakukan pergerakan.

Terakhir Khurshed, pemain timnas Tajikistan bersama dengan Jalilov ini merupakan palang pintu yang kokoh bersama dengan Andy Setyo. Ia memiliki ketenangan dalam menguasai bola ketika mendapat tekanan dari pemain lawan. Dan mampu memberikan bola kepada rekannya di depan untuk membangun serangan. Di usianya yang masih relatif muda, khurshed memiliki potensi besar berkembang menjadi salah satu bek tengah terbaik di Liga 1 musim ini.

Stok pemain lokal Tira-Persikabo juga berisikan pemain-pemain potensial, beberapa diantaranya berlabelkan timnas dan rutin dipanggil untuk membela timnas, disitu ada Manahati Lestusen, Abduh Lestaluhu, Andy Setyo, Rifad Marasabessy. Salah satu yang menyita perhatian yakni Wawan Febrianto yang kini menjadi pemain lokal dengan torehan gol terbanyak saat ini bagi tim dengan 6 golnya. Tira-Persikabo juga di isi oleh beberapa pemain naturalisasi seperti Osas Saha dan Zoubairou Garba.

Baca Juga :  Premier League masih milik "Liverpool vs Manchester City?"

2. Filosofi Permainan Menyerang nan Atraktif

Ini yang paling menarik. Mengetahui potensi besar timnya membuat pelatih Tira-Persikabo saat ini, Rahmad Darmawan tidak ragu untuk menginstruksikan timnya untuk bermain menyerang dalam setiap pertandingan, baik itu kandang maupun tandang. Terbukti raihan 31 gol sejauh ini membuat Tira-Persikabo menjadi tim yang paling produktif, cukup jauh meninggalkan Arema diposisi kedua yang mampu mencetak 25 gol. Hal itu juga yang membuat Tira-Persikabo mampu memetik hasil positif kala bermain dikandang lawan. Karena seperti apa yang pernah disampaikan oleh Sir Alex Ferguson, “Pertahanan terbaik adalah dengan menyerang”.

Tira Persikabo Indonesia Liga 1
(pict: pialapresiden.id)

Selain itu, mereka juga sangat piawai dalam melancarkan serangan balik cepat dengan mengandalkan kecepatan dari Ciro Alves dan Wawan Febrianto di sisi sayap, kemudian diselesaikan dengan baik oleh Loris Arnaud atau Osas Saha di ujung tombak. Abduh Lestaluhu dan Rifad Marasabessy di posisi wing back juga kerap kali maju kedepan membantu penyerangan dengan meluncurkan beberapa umpan silang yang mematikan ke jantung pertahanan lawan. Dengan filosofi menyerang yang mengandalkan kecepatan para pemainnya seperti membuat setiap serangan dari Tira-Persikabo menjadi sulit untuk dibendung setiap lawan.

3. Ditangani oleh Pelatih Berpengalaman

Siapa yang tidak tahu nama Rahmad Darmawan. Pelatih yang semasa karir sebagai pesepakbolanya bermain bersama Persija ini sudah tidak diragukan lagi kualitasnya. Pernah menangani beberapa tim besar di tanah air seperti Persipura, Persija, Sriwijaya FC, dan Arema. Ia juga pernah menangani tim asal Malaysia, T-Team FC selama dua musim pada rentang tahun 2015-2017. Prestasinya sebagai pelatih dengan mengantarkan Persipura juara Liga Indonesia pada 2005, bersama Sriwijaya FC juara Liga pada musim 2007-08, serta gelar Piala Indonesia 3 musim berturut-turut.

Rahmad Darmawan Liga 1 Indonesia
(pict: bola.com)

Sebelum melatih Tira-Persikabo saat ini Rahmad Darmawan sempat melatih Mitra Kukar namun ia tidak bernasib baik disana, hingga akhirnya harus degradasi. Menangani Tira-Persikabo sejak awal musim, membuat pelatih berusia 52 tahun ini lebih matang dalam mempersiapkan timnya. Para pemain tampak telah menyatu secara tim dan telah meresapi filosofi permainan yang telah ditanamkan. Ciro Alves dalam sebuah kesempatan wawancara juga mengatakan bahwa hasil positif yang diraih timnya merupakan kerja keras dari seluruh elemen tim, baik itu pemain dan staf kepelatihan.

Bukan tidak mungkin Tira-Persikabo dibawah arahan Rahmad Darmawan bisa mengikuti jejak Bhayangkara FC yang berhasil menjadi juara Liga 1 pada tahun 2017 lalu. Tanpa perlu memerhatikan rekor tidak terkalahkan, saya rasa jika mereka dapat mempertahankan fokus ini hingga akhir musim, bukan tidak mungkin gelar juara bisa mereka dapatkan di akhir musim nanti.