Oleh : Ary Ditio Baihaqi (@arybaihaqi_10)
Jika kita membicarakan soal Inggris tentu akan menjadi suatu hal yang sangat menarik. Inggris menjadi saksi atas evolusi sepakbola modern. Dari sanalah semua hal mengenai aturan dan regulasi dalam sepakbola bermula. Walau bukan berasal dari sana, banyak orang menyebut bahwa Inggris merupakan negara sepakbola. Dari Inggris jugalah klub-klub sepakbola populer yang hingga kini menjadi kebanggaan bagi para pendukungnya, sebut aja seperti Manchester United, Liverpool, Chelsea, dan Arsenal.
(pict: anglotopia.com)
Premier League menjadi liga sepakbola paling populer diseluruh dunia. Basis pendukung masing-masing klubnya tersebar diberbagai belahan dunia. Dalam satu pertandingan saja dapat disaksikan oleh ratusan juta pasang mata. Kini sepakbola tidak lagi dipandang hanya sebatas sajian olahraga, melainkan sebagai lahan investasi yang sangat menguntungkan, akhirnya industrialisasi sepakbola menjadi hal yang tak terelakan.
Inggris telah berhasil membangun lingkungan sepakbola yang maju, namun satu hal yang ironis adalah, segala kemajuan ini tidak diimbangi dengan kesuksesan timnasnya. Terakhir kali timnas senior Inggris meraih gelar juara yakni pada tahun 1966 dimana saat itu Inggris menjuarai Piala Dunia dihadapan publik sendiri. Di final mereka berhasil mengandaskan perlawanan sengit Jerman Barat berkat trigol Geoff Hurst dan satu gol dari Martin Peters. Itu menjadi trofi Piala Dunia pertama bagi Inggris dan hingga kini mereka belum bisa mengulang kembali kenangan manis itu.
Inggris menjuarai Piala Dunia tahun 1966 (pict: thetelegraph.co.uk)
Inggris selalu kesulitan untuk bersaing dengan negara Eropa lainnya seperti Spanyol, Jerman dan Perancis. terakhir di Piala Dunia 2018 mereka harus takluk di semifinal melawan Kroasia. Namun capaian ini bukan berarti buruk juga karena sebelumnya Inggris bahkan tidak diprediksi akan melaju sejauh itu. Melihat fenomena ini jelas menimbulkan sebuah pertanyaan, mengapa Inggris begitu kesulitan untuk bersaing dikancah dunia?
Ashley Cole pada tahun 2014 pernah menyinggung permasalahan dinegaranya. “Mereka (Pemain Inggris) terlalu menikmati zona nyaman di Britania Raya. Padahal, pindah ke luar negeri adalah kesempatan untuk belajar budaya, gaya hidup, dan bahasa baru”. Apa yang diungkapkan mantan bek sayap Chelsea ini ada benarnya, Para pemain Inggris cenderung lebih nyaman dan enggan mengambil kesempatan untuk bermain diluar negeri. Padahal dengan begitu mereka akan mendapat pengalaman baru dan atmosfer sepakbola yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.
(pict: standard.co.uk)
Lihat saja banyaknya pemain timnas dari Amerika Latin seperti Brazil dan Argentina yang mayoritas bermain di Eropa. Dengan pengalamannya, sedikit banyak akan membantu ketika mereka membela timnasnya dan bertanding dengan lawan tim dengan gaya permainan yang berbeda-beda.
Masalah lainnya adalah, mayoritas klub di Premier League yang lebih mempercayai pemain asing untuk mengisi posisi inti diklub. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan kuantitas pemain lokal dan berdampak pada kedalaman skuad The Three Lions. Menurut data yang dilansir Football Observatory pada tahun 2016, dari daftar 20 tim Eropa dengan pemain asing terbanyak, 8 diantaranya berasal dari Inggris, Chelsea menempati urutan pertama dengan persentase 75% dari skuad mereka saat itu.
Baca Juga : Arti Sebuah Kemenangan Bagi Gibraltar
FA selaku federasi tertinggi yang mengatur sepakbola di Inggris terus berupaya untuk mengatasi hal ini. Dengan segala kemajuan yang telah mereka buat, seharusnya lebih memudahkan mereka untuk mencetak pemain muda berkualitas yang bisa menjadi andalan bagi timnas Inggris dimasa depan. Jika dilihat dari Piala Dunia 2018 lalu, mayoritas skuad timnas Inggris berasal dari Tottenham, dan dua klub asal kota Manchester, Manchester City dan Manchester United.
Seiring berjalannya waktu Inggris seperti telah menemukan titik terang terhadap masalah yang mereka hadapi. Beberapa tahun belakangan telah muncul beberapa pemain muda potensial yang diproyeksikan membela timnas Inggris dimasa depan. Hal itu dibuktikan dengan berhasilnya timnas Inggris dilevel U-17 dan U-20 yang sukses menjuarai Piala Dunia pada tahun 2017.
Di Premier League, beberapa pemain muda juga telah diberi kesempatan bermain di tim utama secara reguler dan mampu bersaing ditengah gempuran para pemain asing. Beberapa diantaranya ada Lewis Cook bersama Bournemouth, Trent Alexander-Arnold dan Joe Gomez di Liverpool, Marcus Rashford dan Jesse Lingard bersama Manchester United, dan Ben Chilwell dan Demarai Gray bersama Leicester City. salah satunya ada Aaron Wan Bissaka, wingback milik Crystal Palace ini tercatat sebagai pemain dengan tekel sukses terbanyak di 5 liga top Eropa. Dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Inggris telah memiliki modal bagus untuk menghadapi persaingan dan berprestasi dimasa depan. dengan konsisten memberikan jam terbang yang cukup untuk para pemain muda berlaga, harapan untuk kembali meraih masa kejayaan bukan lagi angan-angan semata. Masa depan yang cerah telah menanti Inggris.