10/20/18

Arti Sebuah Kemenangan Bagi Gibraltar

Oleh :  Ary Ditio Baihaqi  (@arybaihaqi_10)

Dalam sepakbola kalah atau menang itu soal biasa, namun bagaimana jika dalam 22 pertandingan semuanya berakhir dengan kekalahan? Itu yang dirasakan oleh timnas Gibraltar sebelum pada 13 Oktober 2018, dimana akhirnya mereka berhasil meraih kemenangan untuk pertama kalinya dalam sejarah setelah berhasil menundukan tuan rumah Armenia dalam lanjutan UEFA Nations League.

Timnas Gibraltar EURO
(Pict: gibraltarfa.com)

Selama 90 menit penuh, Armenia menguasai jalannya pertandingan dengan penguasaan bola sebanyak 77%, dengan melepaskan 35 tembakan dan 10 mengarah ke gawang, berbanding jauh dengan Gibraltar yang hanya melepaskan 6 tembakan dengan hanya 2 yang mengarah ke gawang. Petaka bagi Armenia terjadi dimenit ke-49 setelah wasit menunjuk titik putih akibat pelanggaran yang dilakukan Hrayr Mkoyan. Eksekusi penalti sukses dilakukan oleh Joseph Chipolina dengan mengarahkan bola ke pojok kanan gawang. Hingga wasit meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan, seluruh pemain dan ofisial Gibraltar merayakan kemenangan ini dengan sukacita.

Timnas Gibraltar Armenia EURO
Armenia mendominasi jalannya pertandingan

Dengan hasil ini Gibraltar mencatatkan banyak rekor. Kemenangan perdana, poin perdana, Cleansheet perdana, dan kemenangan tandang perdana dikompetisi resmi. Kemenangan ini memang terasa sangat manis. Kerja keras dan semangat para pemain akhirnya membuahkan hasil. Julio Ribas, pelatih Gibraltar dalam wawancara setelah pertandingan memuji semangat juang anak asuhnya dan mengatakan timnya memang layak untuk mendapatkan hasil ini.
Belum lepas dari euforia kemenangan pertamanya, 3 hari kemudian Gibraltar kembali meraih kemenangan untuk kedua kalinya dengan mengalahkan Liechtenstein dengan skor akhir 2-1. Pertandingan yang dilangsungkan di Victoria Stadium, yang dihadiri oleh 2000 pendukung tuan rumah. Pertandingan berjalan cukup seimbang bagi kedua tim sebelum akhirnya Gibraltar memastikan kemenangan keduanya secara beruntun lewat gol yang dilesakan oleh George Cabrera dan Joseph Chipolina.

Kemenangan ini sangat berarti bagi Gibraltar, karena mendongkrak posisi mereka di Ranking FIFA yang akan diperbarui nanti. Saat ini Gibraltar berada diposisi 198 FIFA, sedangkan lawan yang mereka kalahkan, Armenia dan Liechtenstein berada diatas mereka cukup jauh, yakni masing-masing diposisi 100 dan 178 FIFA.



Ini menjadi sebuah prestasi luar biasa bagi negara yang baru diakui keanggotaannya oleh FIFA pada Mei 2013 lalu. Dengan mayoritas pemainnya berstatus nonprofesional, Gibraltar akhirnya bisa merasakan kemenangan seperti tim lain pada umumnya, hal ini juga bisa menjadi momentum kebangkitan bagi Gibraltar untuk meningkatkan sepakbola mereka kearah yang lebih serius, kemenangan ini bukan hanya sekedar poin, tetapi bisa jadi pembangkit moral bagi para pemain, juga bagi masyarakat Gibraltar yang sentiasa mendukung negaranya.

Dengan jumlah populasi penduduk yang hanya mencapai 30 ribu jiwa, seharusnya bukan menjadi masalah bagi negara yang terletak di semenanjung lberia ini untuk meningkatkan kualitas sepakbolanya. Karena yang terpenting adalah bagaimana komitmen dan kemauan untuk terus berkembang dan menjadi lebih baik.

Islandia telah membuktikan pada dunia bahwa jumlah penduduk bukanlah masalah utama. Mereka memiliki kemauan yang besar untuk berkembang dengan mendatangkan para pelatih berkualitas kenegaranya dan melakukan pembinaan kepada pesepakbola lokal, hasilnya mereka mampu lolos keputaran final fase grup Piala Dunia 2018 di Rusia dan kini menjadi tim yang diperhitungkan.

Perlu waktu, komitmen, juga dedikasi yang tinggi untuk menjadi lebih baik. Tidak ada cara instan untuk meraih sebuah kesuksesan. Segala sesuatu perlu dibentuk dari dasar dengan fondasi yang kuat, agar sistem sepakbola yang terbina dengan baik akan menghasilkan kualitas liga maupun timnas yang terbaik.