11/05/17

Perlukah Indonesia Terus Menaturalisasi Pemain?

Oleh : Ary Ditio Baihaqi (@arybaihaqi_10)

Kali ini saya ingin membahas sesuatu yang kini tengah ramai kembali diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia, yakni mengenai Naturalisasi. Belakangan masyarakat kembali mendapat kabar bahwa ada satu lagi nama yang menyatakan kesediannya membela Indonesia, ia adalah Ilija Spasojevic.

Pemain yang sudah kenyang pengalaman bermain di Liga Indonesia dan dulunya berwarganegara Montengero ini mengaku ingin bisa menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), alasannya tentu agar kelak ia bisa berseragam tim nasional Indonesia. selain itu karena Spaso, sapaan akrabnya, beristrikan orang Indonesia, anak-anaknya juga lahir disini, sehingga agar lebih mudah dalam mengurus kehidupan keluarganya. dan kini keinginannya sudah tercapai.


Timnas, Indonesia, Naturalisasi

Bicara mengenai Naturalisasi, Indonesia memang sudah tidak asing lagi dengan hal ini. Masih hangat dalam ingatan kita pada gelaran piala AFF 2010 lalu, kala tim nasional kita memasukan nama pemain dengan status Naturalisasi didalam daftar tim yang diturunkan. ia adalah Irfan Bachdim. bisa dibilang Bachdim menjadi kran pembuka bagi pemain asing atau pemain keturunan lainnya untuk berpindah kewarganegaraannya menjadi WNI. Sebelum kita bahas lebih jauh, sebenarnya apa sih Naturalisasi itu, dan apakah kita masih membutuhkan jasa pemain Naturalisasi?
 
Apa itu sebenarnya Naturalisasi?
 
Naturalisasi adalah proses perubahan status dari warga negara asing menjadi warga negara suatu negara. Didalam proses ini harus memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Untuk di Indonesia syarat untuk menjadi WNI salah satunya yakni yang bersangkutan sewaktu mengajukan permohonan, harus berada di Indonesia paling singkat 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut.

Naturalisasi dibagi menjadi 2, yakni Naturalisasi Biasa dan Naturalisasi Istimewa. Naturalisasi biasa adalah suatu naturalisasi yang dilakukan oleh orang asing melalui permohonan dengan prosedur yang telah ditentukan. kemudian Naturalisasi Istimewa, adalah pewarganegaraan yang dapat diberikan kepada warga asing yang telah berjasa kepada negara tempat dimana ia tinggal.

Kepentingan naturalisasi juga berbeda-beda setiap orang. Ada yang melakukan naturalisasi untuk lebih mudah mengurus segala sesuatu dinegara dimana ia tinggal, dan ada yang sudah tinggal lama dan mencintai negara "keduanya" ini dengan bersedia untuk mengabdi sepenuhnya.

Contoh kasus Naturalisasi diberbagai negara
 
Khusus didunia sepakbola, bukan hanya Indonesia saja yang melakukan naturalisasi terhadap terhadap pemain asing, negara-negara dikawasan Asia bahkan Eropa juga melakukannya. tercatat negara besar seperti Italia, Portugal, dan Spanyol menggunakan jasa pemain naturalisasi untuk memperkuat tim nasionalnya.

Contohnya Diego Costa. Ia dilahirkan dan besar di Brazil. Karir sepakbolanya juga dimulai disana. Langkah awalnya bermain di Eropa ketika tawaran dari klub Portugal, Braga datang pada tahun 2006.


Naturalisasi, Timnas, Diego Costa

Saat ini Costa membela tim nasional Spanyol. Uniknya, sebelum resmi membela Spanyol, Costa telah terlebih dahulu dipanggil oleh timnas Brazil, dan bahkan sempat melakukan debut untuk timnas Brazil pada Maret 2013 kala Brazil berhadapan dengan Italia.

Pada September 2013, federasi sepakbola Spanyol secara resmi meminta izin kepada FIFA untuk memanggil Costa ke timnas Spanyol. Permintaan Spanyol ini diterima oleh FIFA. Melalui berbagai prosedur, pada Oktober 2016 Costa mendeklarasikan dirinya membela timnas Spanyol.

Pemain lain yang juga melakukan naturalisasi yaitu Eder dan Thiago Motta yang berpindah kewarganegaraan dari Brazil ke Italia, Eduardo dari Brazil ke Kroasia, dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
 
Naturalisasi Jika Memang Butuh
 
Awalnya, Naturalisasi dianggap sebagai hal yang bagus bagi sepakbola Indonesia, atau bisa dibilang sebagai "Jalan Pintas" agar timnas menjadi lebih kuat. namun nyatanya, itu semua tak bisa dibilang benar sepenuhnya. kesimpulan yang saya ambil, bahwa Naturalisasi terhadap pemain asing bukanlah hal yang salah, sah-sah saja, negara yang melakukan naturalisasi juga tidak bisa dikatakan sebagai “negara yang kekurangan talenta”, atau negara yang sepakbolanya sedang berkembang saja. Toh, Italia dan Spanyol yang langganan juara saja menggunakan pemain naturalisasi.

Yang perlu digaris bawahi disini adalah, “siapa yang dinaturalisasi”. Jangan asal menaturalisasi pemain, dilihat dulu kapasitasnya, bisa bersaing dengan pemain lokal apa tidak. Jangan sampai akhirnya mereka hanya “disia-siakan” begitu saja seperti yang sudah-sudah.

Dan harapan bagi pemain yang sudah di naturalisasi harus memiliki motivasi yang tinggi, menjadi contoh yang baik dan mampu berbagi pengalaman, sehingga jika dipanggil timnas mampu memberikan yang terbaik. Jadi jika kita bertanya, “perlukah Indonesia menaturalisasi pemain” kita lihat dari kebutuhan dari timnas itu sendiri. Tetapi perlu ditekankan juga bahwa menaturalisasi pemain tidak menjamin datangnya gelar juara.
 
Pada Akhirnya, Potensi Dalam Negeri Jauh Lebih Penting
 
Ini menjadi hal terpenting bagi kemajuan sepakbola sebuah negara. Indonesia harus lebih memfokuskan diri pada pengelolaan sepakbola dalam negeri dari semua jenjang usia. Ini akan jauh lebih memberikan dampak ketimbang terus-terusan menaturalisasi banyak pemain.


Pemain Muda Wonderkid Indonesia

Pembinaan usia muda juga harus lebih ditingkatkan, pembangunan infrastruktur yang memadai diberbagai pelosok daerah dan pemantapan kompetisi usia muda. Ini untuk investasi dimasa depan, lihatlah nanti hasilnya, 10 hingga 20 tahun kedepan saya yakin Indonesia akan mampu menjadi raksasa di Asia Tenggara, bahkan di Asia. Indonesia adalah negara yang besar, sudah semestinya diikuti oleh prestasi yang besar juga, lupakan kekalahan-kekalahan dimasa lalu, sekarang waktunya bangkit untuk menata sepakbola Indonesia yang lebih baik.