Oleh : Ary Ditio Baihaqi (@arybaihaqi_10)
Jerman, merupakan salah satu negara dengan basis sepakbola
terbesar di Eropa. Segala sesuatu yang berhubungan dengan sepakbola memang
sangat luar biasa disini. Mulai dari fasilitas kelas dunia, sederet
klub dengan nama besar, serta sejarah dan budaya yang menyertai disegala aspeknya.
Di dunia, Jerman menjadi salah satu tim yang paling disegani. yang
paling di ingat, tentu bagaimana perkasanya mereka setelah berhasil mengangkat
trofi Piala Dunia 2014 setelah sebelumnya di final mampu mengandaskan perlawanan tim tuan rumah, Brazil.
Kesuksesan Jerman memang mengundang
kekaguman tersendiri. semua elemen pendukung saling bersinergi dengan baik antara
klub dan pemain. Salah satu faktor yang
menjadi sorotan atas kesuksesan mereka selama ini ialah kompetisi atau liga yang tersistem dengan baik, atau yang biasa kita kenal dengan Bundesliga.
(pict: foxsportasia.com) |
Fasilitas dan sarana pengembangan pemain muda yang
dimiliki sangat baik. Jika kita lihat sekarang, Bundesliga banyak
diisi oleh para pemain muda berbakat yang rata-rata umurnya dibawah 21 tahun. Beberapa
diantaranya seperti Mahmoud Dahoud dan Donis Avdijaj.
Di umur
yang masih muda, mereka telah diberi kepercayaan untuk bisa bermain di level tertinggi dengan jam terbang yang memadai. kesempatan ini bisa digunakan untuk mendapatkan pengalaman bermain dengan atmosfer yang
tidak di rasakan ketika bermain di akademi. Selain pemain, klub tempat sang pemain
bernaung juga mendapat keuntungan.
Beberapa diantaranya, pertama klub tidak perlu menghamburkan
dana hanya untuk mendapatkan pemain yang dibutuhkan dengan posisi tertentu.
Pemain-pemain akademi bisa menjadi salah satu opsi terbaik untuk mengisi posisi
tersebut.
Kedua, pemain muda biasanya mempunyai semangat dan ambisi yang besar
jika diberi kepercayaan lebih dan akan selalu berusaha untuk memberikan yang
terbaik. Ketiga, pemain muda berbakat bisa mendatangkan minat klub besar untuk
meminangnya dengan mahar transfer yang tidak tanggung nilainya.
Walau terlihat sangat menjanjikan, untuk mengembangkan pemain
muda tentu tidak mudah. Perlu kesabaran dan kegigihan ekstra di dalam masa pembinaan.
Pemain muda yang memiliki bakat dan berpotensi menjadi bintang sekalipun jika
tidak dibina dan dikembangkan dengan baik, nantinya hanya akan menjadi pemain
biasa saja. Salah satu klub yang berhasil dalam urusan pembinaan
pemain muda ini adalah Borrusia Dortmund. Klub yang terkenal dengan supporter
fanatiknya ini menjelma menjadi salah satu klub besar di Jerman.
Sejarah, struktur, serta sistem pembinaan
Borrusia Dortmund merupakan klub yang berbasis di kota
Dortmund, Nordrhein-Westfalen, yang didirikan pada tahun 1909. Masuk untuk pertama kalinya
ke Bundesliga pada tahun 1963. Tiga tahun kemudian tepatnya pada tahun 1966 Dortmund berhasil menjuarai Piala
Winners UEFA dan menjadikannya sebagai klub Jerman pertama yang meraih piala
di kompetisi Eropa.
Sebagian dari lulusan akademi Dortmund melanjutkan karirnya baik didalam maupun diluar
Jerman. Dan sampai saat ini bahkan ada yang bermain untuk tim utama
Dortmund sendiri, seperti Mario Gotze dan Marco
Reus.
Dengan skuat bermaterikan pemain muda,
tidak menjadikannya alasan untuk tidak berprestasi. tercatat pada musim
2010-11 dan 2011-12 mereka menjadi kampiun Bundesliga secara beruntun.
Ini menjadi sebuah pencapaian yang fantastis, mengingat sebelum ditangani
Klopp, Dortmund benar-benar tidak terlihat seperti tim kandidat juara.
Keberhasilan Dortmund, khususnya dalam pengembangan pemain
muda mengundang klub-klub dengan budget
transfer besar untuk mencoba menggaet pemain-pemain yang menjadi tulang
punggung di Dortmund. Mario Gotze menjadi salah satu produk akademi yang di bujuk untuk meninggalkan Signal Iduna
Park, dan klub yang membujuknya adalah klub rival, Bayern Munich.
Membina pemain muda itu layaknya berkebun, butuh
perawatan dan kesabaran yang lebih agar hasil yang didapatkan berkualitas. Ketika
waktunya panen, sang petani akan mendapatkan hasil yang manis. Jika sudah
seperti itu, tergantung dari sang petani, ingin menjual hasil “panen”nya ke
orang lain atau digunakan untuk dirinya sendiri.