Oleh : Ary Ditio Baihaqi (@arybaihaqi_10)
Musim ini Liga Champion sah menjadi milik Liverpool. Setelah melewati perjalanan panjang nan menegangkan, akhirnya trofi si kuping besar mampir lagi ke publik Anfield. Sebuah pencapaian yang tentunya tidak datang dengan sendirinya. Usaha dan kerja keras selama ini akhirnya terbayarkan sudah malam itu di kota Madrid. Menjadi memori yang indah apalagi lawan yang dikalahkan juga berasal dari Liga yang sama dan kerap menyusahkan mereka, yakni Tottenham Hotspur.
(pict: detelegraaf.nl)
Liga Champion musim ini banyak menghasilkan kejutan, bisa dibilang edisi kali ini menjadi yang paling menarik sepanjang sejarah. Banyak hal terjadi diluar ekspektasi para penggemar, begitu juga para pandit yang sering dibuat terheran-heran. Banyak momen terjadi yang tentunya akan sangat menarik untuk dikisahkan kembali Namun apapun itu Liga Champion tetap menjadi tontonan yang sangat menghibur.
Satu hal yang tentu saja menjadi fenomena sepanjang gelaran Liga Champion musim ini adalah impresifnya penampilan Ajax Amsterdam. Tidak diunggulkan diawal kompetisi namun siapa yang sangka bahwa mereka dapat melenggang hingga ke semifinal sebelum akhirnya dikalahkan secara dramatis oleh Tottenham Hotspur.
Moura kandaskan harapan Ajax (pict: telegraph.co.uk)
Erik Ten Hag patut diberi apresiasi yang tinggi. Mantan pelatih kepala Go Ahead Eagles ini telah menerapkan filosofi sepakbola yang tepat kepada timnya. Menyerang dan dinamis menjadi ciri permainan mereka sekarang, apalagi dengan rataan usia pemain yang relatif muda, masih banyak waktu untuk menjangkau level permainan yang lebih tinggi.
Beberapa pemain juga tampil mengesankan. Dusan Tadic yang sebelumnya memperkuat Southampton di Inggris kini menjadi andalan Ten Hag. Berposisi alami sebagai pemain sayap namun di Ajax ia beberapa kali ditempatkan sebagai striker ujung tombak dan terbukti cukup moncer. Kemudian ada Hakim Ziyech. Pemain berdarah Maroko-Belanda ini mampu memperlihatkan permainan yang bagus. Secara statistik musim ini ia telah mengemas 16 gol dan 13 umpan gol dalam 29 pertandingan secara keseluruhan. Manuvernya di sisi sayap mampu membahayakan pertahanan lawan.
Selain itu Ajax juga mempunyai dua nama fenomenal lainnya, yakni Frenkie de Jong dan Matthijs de Ligt. Keduanya masih sama-sama muda dan menjadi pemain utama di timnya, maupun di timnas Belanda. Mereka mampu menampilkan permainan yang menawan dan konsisten sepanjang musim. Tapi, apa benar mereka sehebat itu?
Bisa dikatakan iya, mereka pemain yang sangat potensial. Perannya sangat vital diposisi masing-masing. Walau gagal di Liga Champion, namun setidaknya mereka berhasil menjuarai Eredivisie dan KNVB Cup musim ini.
de Ligt masih berumur 19 tahun tetapi sudah diberikan kepercayaan untuk memegang ban kapten, yang artinya ia memiliki kapasitas dan tanggung jawab untuk tim. Itu semua ia perlihatkan di dalam lapangan. disamping memiliki kemampuan bertahan yang baik, de Ligt juga mampu mendistribusi bola ke pemain depan sama baiknya, terbukti dengan catatan umpan suksesnya yang mencapai 89,9%. Ia juga sering maju ke daerah pertahanan lawan untuk membantu penyerangan terutama ketika dalam situasi tending sudut, 3 gol berhasil ia cetak sepanjang musim ini.
(pict: metro.co.uk)
Untuk de Jong, bisa dibilang ia merupakan pemain yang komplit. Berposisi sebagai gelandang yang bermain lebih kebelakang. Ia sangat piawai dalam mengalirkan bola dari belakang ke depan. Sangat tenang dalam menguasai bola dan memiliki visi permainan yang luar biasa. Ia mampu lepas dari tekanan pemain lawan yang berusaha merebut bola dan akhirnya memberikan bola kepada rekannya didepan. keuletannya dalam menguasai bola membuat orang yang menyaksikan berdecak kagum. Hal ini juga yang membuat Barcelona ingin sekali mendatangkannya ke Camp Nou, dan hal itu tidak lama lagi.
(pict: dutchnews.nl) |
Untuk pemain seumurannya, mereka adalah yang terbaik. Tapi akan jauh lebih baik jika mereka diberikan jam bermain yang lebih banyak seperti apa yang mereka dapatkan di Ajax. Karena pemain muda seperti mereka rentan melakukan kesalahan, dan, dengan sebanyak-banyaknya bermain dilapangan, berhadapan dengan lawan yang lebih senior dapat membuat mereka menjadi lebih matang dalam menghadapi situasi yang berbeda-beda, akan sangat disayangkan sekali jika potensi yang mereka miliki tidak dimaksimalkan dan akhirnya malah akan berakhir menjadi pemain yang biasa-biasa saja, hal tersebut sering kita jumpai dimanapun.
Ajax kembali membuktikan bahwa kualitas akademi mereka merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Mereka kembali menghasilkan calon pemain terbaik dunia, dan hal itu akan terus berlanjut hingga seterusnya. Akan sangat menarik melihat perjalan de Ligt dan de Jong dimasa yang akan datang. Melihat persepakbolaan tidak akan diam ditempat dan cenderung berubah dengan cepat, pasti akan lahir kembali pemain-pemain yang memiliki bakat luar biasa yang akan mengganti standar kejeniusan dari permainan sepakbola.
source : whoscored.com