Oleh : Ary Ditio Baihaqi (@arybaihaqi_10)
Perancis dikenal sebagai negara yang artistik, pelopor dunia mode ternama, dan negara yang kaya akan sejarah peradaban eropa klasiknya. kebanyakan orang ketika mendengar nama Perancis pasti akan teringat dengan megahnya menara Eiffel yang sering diasosiasikan sebagai tempat yang romantis bagi sebagian orang.
(pict: IG 'losclive')
Jika bicara soal sepakbolanya, pemain-pemain asal Perancis identik dengan skill dan gaya permainannya yang elegan. mereka merupakan salah satu yang terbaik di dunia. sejak dulu, banyak klub-klub elit Eropa yang menggunakan jasa para pemain Perancis dan menjadi andalan, bahkan beberapa diantaranya menjadi seorang legenda. sebut saja seperti Zinedine Zidane di Real Madrid, David Trezeguet di Juventus, Thierry Henry di Arsenal, dan masih banyak lagi. Namun, kepopuleran para pemain asal Perancis ini tidak diimbangi dengan kepopuleran kompetisi sepakbolanya. Liga Perancis atau yang biasa disebut Ligue 1, tidaklah sepopuler jika dibandingkan dengan liga-liga lain di Eropa, seperti Liga Primer Inggris, Serie A Italia, dan La Liga Spanyol.
Baca Juga : Sepakbola Dibawah Bayang Pandemi
Beberapa hal menjadi penyebabnya, salah satunya bahwa banyak orang merasa kalau Ligue 1 saat ini hanya dikuasai oleh satu klub saja yang berasal dari kota Paris, yaitu Paris Saint Germain. sehingga, persaingan untuk memperebutkan posisi juara selalu tidak pernah berubah. terhitung sejak musim 2012/13 (kecuali musim 16/17) PSG tak tergoyahkan dan selalu menjadi juara. bandingkan dengan Liga Primer Inggris, dimana klub seperti Leicester City bisa menjadi juara, diantara tim-tim yang kaya raya dengan materi pemain kelas dunia.
Terlepas dari itu, faktanya, disetiap musim diberbagai kompetisi selalu menghadirkan tim yang sebelumnya tidak diperhitungkan sama sekali ternyata mampu tampil diluar ekspektasi dan tiba-tiba berada dipapan atas klasemen. di Perancis sendiri, hal itu pernah terjadi. dimusim 2011/12, siapa sangka Montpellier akan keluar sebagai juara, jika dilihat dimusim sebelumnya mereka bahkan hanya menempati urutan 14 klasemen akhir.
Semusim sebelum Montpellier menjadi juara, ada tim yang sebelumnya tak diperhitungkan juga, namun akhirnya keluar sebagai juara diakhir musim. Klub tersebut adalah LOSC, singakatan dari Lille Olympique Sporting Club. ini menjadi gelar ketiga mereka sepanjang sejarah klub setelah terakhir kali mereka rasakan sudah sangat lama sekali, yaitu pada musim 1953/54.
Lille. sebuah kota yang merupakan prefektur dari departemen Nord, yang berada diujung wilayah utara Perancis dan berbatasan dengan Belgia. Nord merupakan departemen dengan populasi terpadat, hal ini karena Lille yang merupakan pusat segala aktivitas di Nord merupakan prefektur terbesar keempat di Perancis setelah Paris, Lyon, dan Marseille. Dikota ini juga merupakan tempat kelahiran atau tempat dimana para bintang sepakbola saat ini pertama kali menimba ilmu sepakbola, mereka adalah Raphael Varane, Nabil Bentaleb, dan Franck Ribery. Dimasa revolusi Perancis, Lille dijadikan sebagai pusat industri dan menjadi kota dengan perkembangan penduduk dan ekonomi yang cukup pesat kala itu. pada saat Perang Dunia Pertama pecah, Jerman yang melakukan serangan terhadap Perancis berhasil menduduki Lille, dan menjadikan kota tersebut sebagai tempat bernaung sementara pasukan tempurnya.
Lille OSC mengalami perjalanan yang sangat panjang untuk bisa menjadi seperti sekarang. sebelum Perang Dunia Kedua, Lille mempunyai dua kesebelasan yang bermain dikasta teratas, Olympique Lillois dan SC Fives. keduanya menjadi representasi sepakbola kota Lille, namun Olympique Lillois lebih mengkilap sepak terjangnya dengan dengan berbagai gelar yang sempat mereka torehkan diantaranya juara Championnat de France (Ligue 1) tahun 1933, Trophee de France tahun 1936, dan berbagai gelar dikompetisi regional Nord. Pada tahun 1944 kedua klub resmi melakukan merger dan sepakat menggunakan “Lille OSC” sebagai nama klub. tak perlu waktu lama untuk membuktikan diri, baru semusim terbentuk, mereka langsung meraih trofi juara Ligue 1 dimusim 1945/46, dan menjadi juara Coupe de France dimusim yang sama dan di dua musim selanjutnya. tahun 50’an menjadi masa kejayaan mereka walau masih tergolong sebagai klub baru.
Salah satu yang paling berjasa terhadap gemilangnya penampilan Lille OSC saat itu ialah Marceau Somerlinck. ia lahir dan besar di Lille. karir sepakbolanya juga dihabiskan disana dengan memperkuat beberapa klub, seperti SC Fivers dan EF Lille-Flanders. Somerlinck merupakan pemain dengan penampilan terbanyak untuk Lille OSC sampai saat ini dengan 428 penampilan. selama 12 musim ia berhasil mempersembahkan 2 gelar French Championship, dan 5 kali Coupe de France. ia juga beberapa kali mengenakan ban kapten dan memimpin rekan-rekannya ketika berada di lapangan.
Marceau Somerlinck (FFF.com)
Melihat kilas balik sejarah tersebut, dengan sejumlah prestasi yang pernah ditorehkan, bisa dikatakan bahwa Lille OSC merupakan salah satu klub terbaik yang pernah ada di Perancis. walau sepeninggal era keemasan performa mereka di liga kerap naik turun, namun, warisan yang ditinggalkan tidak pernah hilang. Mereka dikenal sebagai klub yang kerap mengorbitkan para pemain muda potensial. bermain dengan menit bermain yang relatif banyak, dengan atmosfer pertandingan Ligue 1 yang cukup besar, membuat mereka tumbuh dan berkembang menjadi pemain bermental superstar. beberapa pemain yang pernah membela Lille OSC sebelum akhirnya berlabuh kebeberapa klub besar Eropa adalah Eden Hazard, Yohan Cabaye, Lucas Digne, Divock Origi, dan Salomon Kalou.
Musim lalu menjadi awal kebangkitan mereka dengan berhasil mengakhiri posisi dipapan atas klasemen Ligue 1 dan lolos ke Liga Champion. setelah di dua musim sebelumnya harus terseok-seok dipapan tengah, kini mereka kembali membangun fondasi yang kokoh untuk menghadapi kerasnya persaingan. bermaterikan pemain muda dibeberapa posisi vital seperti Victor Osimhen, Jonathan Bamba, dan Jonathan Ikone, di dukung oleh beberapa pemain senior seperti Loic Remy dan Jose Fonte, menjadi perpaduan yang ideal, setidaknya untuk kembali berada dipapan atas Ligue 1.
Musim ini mereka berada diposisi keempat klasemen sementara . hasil dari 15 kali kemenangan, 4 kali seri, dan 9 kali kalah. target mereka saat ini adalah bagaimana caranya agar musim depan tetap berada di zona Eropa untuk menjaga eksistensi dan mengasah mental agar lebih kuat lagi. perjalanan mereka di Liga Champion musim ini sangat mengenaskan dengan hanya menjadi juru kunci di grup H yang dihuni oleh Valencia, Chelsea, dan Ajax.
Lille OSC adalah sebuah klub sepakbola yang hidup dengan gaya mereka sendiri. dengan filosofi yang percaya penuh terhadap eksistensi pemain muda, serta tidak bersentuhan dengan segelontoran uang yang banyak, mereka tetap hidup dan bertahan sebagai salah satu kesebelasan terbaik yang ada di Perancis. Hingga kini dan seterusnya, mereka tetap akan memegang erat histori, dan terus berkembang sebagai sebuah klub sepakbola yang menjadi kebangaan kota Lille.