7/27/21

Belajar Dari Keteguhan Hati Seorang Emiliano Martinez

Oleh : Ary Ditio Baihaqi (@arybaihaqi_10)

Emiliano Martinez menjadi salah satu nama yang paling sering berseliweran di jagat berita dan media sosial setelah keberhasilan Argentina menjadi juara Copa America 2021. Yang membuatnya menjadi bahan obrolan tentu saja berkat aksi gemilangnya sepanjang turnamen, dan bagaimana saat ia berhasil menepis tiga eksekusi penalti Kolombia yang terjadi saat babak adu penalti di semifinal.

Emiliano Martinez Arsenal Aston Villa Argentina

Martinez sukses mensejajarkan namanya dengan Lionel Messi di headline berita, dan itu memang pantas, meskipun peranan vital Lionel Messi disepanjang turnamen dengan bukti sapu bersih gelar individual, tetap saja andil kiper berusia 28 tahun ini rasanya sama seperti apa yang Messi lakukan sepanjang turnamen.

Ajang Copa America 2021 menjadi puncak karir bagi Martinez sebagai pesepakbola yang telah ia bangun dan kembangkan bersama dengan Aston Villa di Premier League musim lalu. Ya, Aston Villa bersama dengan Martinez menjelma menjadi sebuah sensasi baru (meski tidak sedahsyat Leicester City yang menjadi juara) dengan beberapa kali menyulitkan kesebelasan ternama dan beberapa kali juga bolak balik papan atas klasemen liga.

Melihat apa yang telah dilakukannya selama dua musim ini membuat kita tergerak untuk memberikan applause. Apalagi jika tahu dari awal perjalanan karirnya, sulit untuk membayangkan dengan apa yang telah dicapainya kini dengan apa yang dilaluinya dulu.

Baca Juga :  Jalan Takdir yang Mengantarkan Mehdi Taremi Bersama FC Porto 

Emiliano Martinez lahir dan besar di Argentina. Ia memulai karir sepakbolanya di tim junior Independiente, tetapi ia tidak sampai memperkuat tim senior karena sebuah tawaran yang suatu hari datang dari kesebelasan besar Inggris, Arsenal. Sempat muncul kebimbangan dari pihak Martinez khususnya keluarga besar yang kurang setuju mengenai kepergiannya karena menganggap usia Martinez yang masih terlalu muda, yaitu 18 tahun.

Tetapi berkat tekad dan keyakinan yang kuat, ia memutuskan untuk menerima tawaran tersebut dan memulai petualangannya di negeri Ratu Elizabeth.

Musim 2011/12, adalah musim pertamanya di Inggris. Diposisi penjaga gawang Arsenal saat itu memiliki kiper muda berbakat lainnya asal Polandia, Wojciech SzczÄ™sny yang lebih dipercaya untuk jadi pemain utama. Melihat peluang untuk bermain reguler hampir mustahil dan dia juga masih “anak baru” Arsenal kemudian “menyekolahkan” Martinez ke Oxford United yang bermain di kasta keempat Inggris atau biasa disebut League Two.

Mau Tulisan Kamu di Posting di Counterattack Football Blog? Yuk Jadi Guest Blog, kirim naskah kamu ke counterattackina@gmail.com sekarang! 

Dari sinilah perjalanannya sebagai “pemain pinjaman” bermula. Martinez terhitung telah dipinjamkan ke klub lain sebanyak enam kali mulai dari Oxford United tadi, Sheffield Wednesday, Rotherham United, Wolves, dan Reading. Ia juga pernah dipinjamkan keluar Inggris, tepatnya ke Spanyol untuk bermain bersama Getafe. Dari semua klub tersebut rata-rata adalah klub papan tengah kebawah dan performa Martinez juga tergolong biasa saja.

Sebelumnya, ketika saya masih sekolah dan menikmati sepakbola baik itu dari video gim atau tayangan di TV setiap akhir pekan, yang saya kenal dari Martinez hanyalah seorang kiper pengganti, atau istilah yang kurang enak di dengar adalah “cadangan mati”. Hampir tidak pernah melihatnya main atau mendengar bagaimana penampilannya.

Bertahun-tahun dihantui dengan ketidakpastian pasti akan sangat mengganggu pikiran bagi sebagian pemain profesional pada umumnya. Tetapi tidak untuk Martinez, ia terus berusaha, berlatih dengan sungguh-sungguh dan yakin kesempatan itu akan datang. Dan waktu yang ditunggu akhirnya tiba.

Juni 2020 ketika Premier League baru saja mulai kembali setelah jeda pandemi, Arsenal berhadapan dengan Brighton. Petaka menimpa Bernd Leno, ia mengalami cedera setelah tabrakan dengan Neal Maupay dan tidak dapat melanjutkan sisa laga, Martinez di plot sebagai kiper pengganti, sayangnya ia tidak mampu menyelamatkan Arsenal dari kekalahan setelah dua gol bersarang ke gawangnya.

Martinez dipercaya untuk mengisi posisi kiper utama di sisa musim tersebut, dengan rincian 9 pertandingan liga dan 3 pertandingan FA Cup. Di Liga ia berhasil membawa Arsenal menang lima kali, seri sekali, dan kalah sekali dengan catatan 9 kali kebobolan dan 3 kali nirbobol (cleansheet).

Emiliano Martinez Arsenal FA Cup
(Pict: Gettyimages.com)

Pencapaian terbaiknya bersama Meriam London ketika berhasil mengalahkan Chelsea di final FA Cup, Martinez bermain sangat baik di posnya dengan dua penyelamatan yang dilakukan meski statusnya hanya sebagai “kiper pengganti”. Tidak semua pemain yang memiliki pengalaman karir seperti Martinez mampu untuk menghadapi situasi yang sama. Ketika saat pembuktian itu datang, Martinez menggunakan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya.

Hubungan yang tengah hangat-hangatnya tak disangka malah menjadi saat terakhir baginya menjadi bagian dari Arsenal. Mikel Arteta dilanda kegalauan ketika harus memilih siapa yang akan menjadi kiper utama musim depan, Martinez yang performanya sedang menanjak atau Leno yang telah pulih dari cedera. Keputusan akhirnya dibuat, Arsenal memilih Leno dan Martinez dipersilahkan untuk pergi.


Klub Premier League lainnya, Aston Villa menjadi yang paling berminat untuk mendapatkan servis sang kiper asal Argentina, dan kesepakatan akhirnya terlaksana.

Menuju Aston Villa yang musim sebelumnya berada dalam ancaman turun kasta bukan menjadi penurunan karir juga bagi Martinez, justru sebaliknya. Ia semakin bersinar dan berhasil membuat banyak penyerang di Premier League frustasi ketika berhadapan dengannya.


Martinez bermain semusim penuh dengan catatan 15 kali nirbobol (cleansheet), lebih baik dari beberapa kiper berpengalaman seperti Hugo Lloris (12 kali), David De Gea (9 kali), Peter Schmeichel (11 kali), dan Bernd Leno (11 kali). Ia juga menjadi kiper dengan persentase penyelamatan terbanyak kedua dengan catatan 76,8%, lebih baik dari catatan yang dimiliki oleh Ederson (75%) dan Alisson (74,8%).

Berkat penampilannya itu, ia mendapat panggilan dari Lionel Scaloni untuk memperkuat timnas Argentina. Tak mengherankan juga bila ia yang dipercaya untuk mengisi posisi kiper utama dibanding kiper lainnya, dan kemungkinan besar seterusnya mengingat beberapa nama seperti Franco Armani dan Agustin Marchesin mulai dimakan usia.

Pelajaran yang bisa kita ambil dari perjalanan karir Emiliano Martinez adalah bagaimana usaha keras tidak akan mengkhianati hasil. Siapa sangka dulunya kiper yang hanya bolak balik bermain di divisi bawah kini menjadi kiper nomor satu di negaranya. Bahkan, saat ini Martinez menjadi kiper Argentina dengan harga pasar termahal, yaitu sebesar €35 Juta Euro.

Sukses untuk orang-orang yang terus berjuang.