5/04/21

Mason Mount dan Phil Foden, Kembalinya Aroma Persaingan Pemain Inggris

Oleh : Ary Ditio Baihaqi (@arybaihaqi_10)

Kita sudah sama-sama tahu bahwa Inggris saat ini tengah diberkahi dengan banyak talenta muda potensial. Seiring berjalannya waktu membuat nama-nama muda ini mulai menunjukan sinarnya berpadu dengan jam terbang yang cukup diklubnya masing-masing. Kehadiran pemain muda ini tentu membuat sebuah kompetisi menjadi lebih menarik dengan semangat dan gairah muda yang terpancarkan disetiap pertandingannya.

Phil Foden Mason Mount Man City Chelsea

Mason Mount dan Phil Foden adalah dua nama yang kini tengah menjadi sorotan berkat penampilan cemerlangnya belakangan ini. Masih sama-sama muda dan memiliki peran besar diklubnya masing-masing. Kehadiran Mount dan Foden seakan membangkitkan kembali aura persaingan antar pemain Inggris di Premier League, paling tidak hal itulah yang disampaikan oleh Jamie Carragher :

Melihat Mount dan [Phil] Foden muncul pada saat yang sama mengingatkan saya pada kemunculan Steven Gerrard dan Frank Lampard. dilansir dari Telegraph Sport.

Saat ini, Mason Mount menjadi sosok penting dalam skema permainan Chelsea arahan Thomas Tuchel. Sempat menurun performanya akibat awal musim yang buruk, kini Mount bersama Chelsea kembali ke bentuk permainannya lagi dan tengah bersaing diposisi empat besar Premier League dan menjadi semifinalis Liga Champion.

Baca Juga : Chievo dan Hellas, Mana yang Lebih Terasa Verona?

Tuchel bahkan menyebut Mount sebagai pemain yang spesial di timnya saat ini. Ia juga memuji soal mentalitas dan kepribadian Mount yang pekerja keras dan mau terus belajar. Dia datang ke Cobham setiap hari untuk mempelajari sesuatu yang baru dan mendapatkan pengalaman baru. Dia adalah orang yang dapat pulih dengan sangat cepat, dia adalah pemain yang mengandalkan fisik dan sepenuhnya beradaptasi dengan Premier League. Dilansir dari Sky Sports.

Mount merupakan pemain akademi Chelsea. Sebelum menjadi bagian dari tim utama saat ini, ia juga pernah merasakan pengalaman dipinjamkan ke klub lain sama seperti yang Chelsea lakukan terhadap pemain muda lainnya. Vitesse dan Derby County adalah klub yang pernah merasakan servis pemain kelahiran Portsmouth ini. Disana ia meninggalkan impresi yang cukup bagus.

Di Vitesse ia mencatatkan 29 penampilan dengan catatan 9 gol dan 8 asis menjadikannya pencetak gol terbanyak ketiga Vitesse saat itu setelah Tim Matavž dan Bryan Linssen. Setelah itu Mount melanjutkan masa peminjamannya ke klub Championship, Derby County.

Mason Mount Derby County

Disana ia bekerja sama dengan legenda Chelsea, Frank Lampard yang menjabat sebagai pelatih kepala saat itu. Hubungan keduanya menjadi sangat dekat disini, Mount menjadi andalan Lampard di lini tengah dalam mengarungi panjangnya kompetisi dengan catatan 35 kali penampilan dan menorehkan 8 gol dan 4 asis.

Menyusul diumumkannya Lampard sebagai pelatih kepala Chelsea dimusim selanjutnya, membuat Mount ketumpahan berkah dan naik pangkat menjadi pemain utama. Musim pertamanya terbilang cukup sukses mengingat saat itu Chelsea tidak memiliki sosok bintang menyusul kepergian Hazard dan larangan transfer yang mendera.

Mau Tulisan Kamu di Posting di Counterattack Football Blog? Yuk Jadi Guest Blog, kirim naskah kamu ke counterattackina@gmail.com sekarang!

Mount mencatatkan 37 penampilan yang artinya satu musim hampir selalu main, dibarengi dengan torehan 7 gol dan 5 asis. Seluruh golnya tercipta melalui skema open play. Diakhir musim, ia berhasil membawa Chelsea berada diposisi empat atau zona otomatis masuk babak grup Liga Champion. Sebuah pencapaian yang tentu luar biasa.

Sama dengan Mason Mount, Phil Foden juga merupakan produk asli akademi sepakbola Manchester City. Tetapi ia tidak pernah dipinjamkan ke klub manapun. Ia menghabiskan waktunya bersama tim kedua dan sesekali naik tingkat ke tim utama sebagai pemain pengganti. Momentum kenaikan karirnya adalah ketika klub memutuskan untuk membiarkan David Silva pergi, dan berkomitmen untuk memberi waktu bermain yang lebih banyak untuknya.

Setelah lebih banyak menjadi pemain kedua, musim ini Foden diberi kesempatan lebih banyak untuk menunjukan kemampuannya di tim utama. Tak butuh waktu lama baginya untuk terintegrasi kedalam sistem permainan Pep Guardiola karena ia memang pemain berbakat. Kemampuan olah bolanya, penempatan posisi, dan visi bermainnya sangat luar biasa. Tidak berlebihan jika julukan “Iniesta dari Stockport” melekat padanya jika melihat dari cara bermainnya itu.

Phil Foden Man City
(Pict: Goal.com)

Dalam wawancara yang dilansir BBC, Pep mengatakan bahwa Foden adalah pemain paling berbakat yang pernah ditemuinya. Saya telah mengatakan berkali-kali dalam konferensi pers, tetapi mungkin tidak mengatakannya di depannya, Phil adalah pemain paling, paling, paling berbakat yang pernah saya lihat dalam karir saya sebagai manajer.

Foden musim ini telah main sebanyak 25 kali dengan catatan 7 gol dan 5 asis. Salah satu penampilan terbaiknya musim ini ketika Manchester City melumat Liverpool 4 – 1 dalam lanjutan Premier League. Foden menjadi biang keladi rusaknya koordinasi pertahanan Liverpool melalui aksinya, ia juga sempat mencetak satu gol dilaga ini.

Mount dan Foden sudah sama-sama melakukan debutnya di timnas senior Inggris tahun lalu. Tetapi Southgate lebih mempercayakan posisi gelandang serang kepada Mount, dengan catatan 16 penampilan dan telah mencetak 4 gol. Berbeda dengan Foden yang baru tampil sebanyak 6 penampilan dan mencetak 2 gol.

Rivalitas diantara keduanya memang belum seintens antara Lampard dengan Gerrard kala itu, walau Chelsea dan Manchester City sama-sama klub papan atas saat ini, tetapi sejarah rivalitas kedua klub ini tidak sepanas itu, sehingga intensi persaingan yang muncul diantara keduanya memang belum terlihat nyala terang.

Phil Foden Mason Mount Inggris
(Pict: Gettyimages)

Tetapi perbandingan yang selalu dilakukan oleh para pundit, pusat statistik, dan suporter akan menjadikan persaingan antara Mount dan Foden semakin menarik. Keduanya seakan terlihat tidak mau kalah dan selalu memberikan penampilan yang luar biasa.

Berada direntang usia yang sama dan posisi bermain yang sama pula tentu akan memunculkan narasi untuk membandingkan satu sama lain. Bakat unik yang dimiliki masing-masing menjadi keunggulan yang bisa membawa keduanya berada satu langkah dilevel yang berbeda seiring berjalannya waktu.

Mount adalah pemain dengan etos kerja yang luar biasa. Ia selalu memperlihatkan grafik permainan yang naik. Kualitas dari sisi teknikal dan taktikal selalu menuai pujian. Jika boleh jujur, kualitas Mount musim lalu sangat berbeda dengan musim ini, itu semua berkat latihan keras dan tidak cepat puas yang ada dalam dirinya. Selalu bermain dengan sepenuh hati dan mengeluarkan segenap kemampuan disetiap kesempatan.

Foden dilahirkan memang untuk bermain sepakbola. Anugerah yang ada dalam dirinya merupakan sebuah bakat yang bersinar, bekal yang cukup untuk menjadi pemain kelas dunia. Ada saja kejutan yang selalu ia berikan disetiap pertandingan, entah itu soal teknik olah bolanya, atau hujanan passing akurat dilengkapi dengan visinya. Manchester City sangat beruntung memiliki talenta macam Foden. Ia bisa menjadi pemain yang menjadi julukannya jika tetap bermain seperti ini terus menerus. Iniesta dari Stockport.