Oleh : Ary Ditio Baihaqi (@arybaihaqi_10)
Ditengah ramai orang sedang membicarakan Liverpool yang kemungkinan besar akan segera mencatatkan sejarah baru dengan mengangkat kembali trofi Liga Inggris setelah terakhir kalinya mereka rasakan 25 tahun lalu, terselip sebuah cerita menarik yang datang dari sebuah tim yang berasal dari kota Sheffield. Ya siapa lagi kalau bukan Sheffield United.
(pict: sheffieldunitednews)
Datang sebagai tim promosi, bersama dengan Norwich City dan Aston Villa. Dengan materi pemain seadanya jika dibandingkan dengan seluruh kontestan, tidak membuat tim asuhan Chris Wilder minder. Pencapaian Sheffield United hingga tulisan ini dibuat bahkan jauh lebih baik dari kedua tim promosi lainnya, Norwich City dan Aston Villa yang kini berkutat dipapan bawah klasemen liga.
Baca Juga : Antara Premier League, VAR, dan segala kontoversinya
Sheffield United juga menjadi salah satu tim yang mayoritas pemainnya berasal dari Britania Raya, seperti John Fleck dan Oliver McBurnie dari Skotlandia. John Egan, Enda Stevens, dan David McGoldrick dari Irlandia. Kieron Freeman dari Wales. Dan Oliver Norwood asal Irlandia Utara. Sisanya mayoritas pemain asal Inggris dan dari Negara lain seperti Perancis dan Bosnia.
Harapan kebanyakan tim promosi tentu saja mereka tidak hanya ingin menjadi angin lewat. Mereka ingin bertahan bagaimanapun caranya. Sebuah tantangan besar karena mereka kini telah berada satu tingkat dari dimana mereka bermain sebelumnya. Intensitas yang lebih cepat, gaya bermain yang lebih variatif, dan permainan tim kelas atas. Sesuatu yang harus mereka biasakan mulai dari awal musim.
Chris Wilder mengubah wajah Sheffield United
Chris Wilder merupakan otak dibalik gemilangnya pencapaian Sheffield United. Menangani tim sejak 2016, perlahan namun pasti Sheffield United berubah menjadi sebuah tim dengan identitasnya sendiri. Hingga akhirnya mereka berhasil mendapatkan tiket promosi dengan bertengger diposisi dua klasemen akhir Championship. Fakta menariknya selama satu musim tersebut, Sheffield United menjadi tim yang paling sedikit kebobolan bersama dengan Middlesbrough dengan 41 jumlah kebobolan.
Plot tersebut seperti sebuah sambungan yang juga terjadi sekarang. Pasalnya, hingga pekan ke-25 Sheffield United juga menjadi tim yang paling sedikit kebobolan setelah Liverpool yakni 23 kebobolan. Hal yang paling menonjol dari Sheffield United saat ini adalah kemampuan bertahan mereka yang cukup baik. Bahkan mereka mampu menyulitkan tim-tim besar seperti Chelsea, Manchester United, Tottenham, dan Arsenal.
Kunci keberhasilan Sheffield United hingga saat ini adalah pola permainan defensive minded mereka dan permainan yang solid antar lini. Dengan formasi dasar 3-4-3 yang membuat mereka bisa memahami situasi mengenai pola permainan lawan dan seperti apa mengantisipasinya. Pergerakan pemain antar posisi juga sangat fluid, saling mencover jika salah satu pemain out of position. Inilah alasan mengapa pencetak gol terbanyak mereka saat ini bukanlah seorang penyerang, melainkan seorang gelandang tengah, John Lundstram yang kerap maju kedepan membantu penyerangan.
Kita seperti diperlihatkan lagi Chelsea ketika ditangani Antonio Conte, dimana saat itu Chelsea juga menerapkan formasi yang sama. 2 wingback memiliki peran ganda yang sangat terlihat, dimana mereka harus bisa bertahan dan membantu penyerangan sama baiknya. Kita ingat dimana pentingnya peran seorang Victor Moses dan Marcos Alonso yang masing-masing saling berkolaborasi dengan pemain yang ada satu garis didepannya, yaitu Hazard dan Pedro. Kombinasi permainan ini yang membuat Chelsea Berjaya dan berhasil menjadi juara Liga Primer Inggris pada musim 2016/17.
Untuk Sheffield United mungkin agak berbeda karena kualitas individu pemain saat ini tidak sama dengan Chelsea waktu itu. Juga kedalaman materi pemain Sheffield United juga tidak sebaik Chelsea. Namun yang paling penting adalah bagaiman Chris Wilder mampu mengembangkan potensi para pemain Sheffield United saat ini. Mereka yang menerapkan strategi Centre-Back Overlap mampu diterapkan dengan baik oleh Chris Basham, John Egan, Enda Stevens dan Jack O’Connell. Mereka bukan nama besar, tapi kemampuan mereka beda dari yang lain, dan ini yang membuat Sheffield United mampu bersaing hingga saat ini.
Chris Wilder mampu memanfaatkan pemain yang ada dan bermain sesuai dengan apa yang diinginkannya. Pengeksekusian taktik Chris Wilder mampu mereka lakukan dengan baik. Sekarang mereka bertengger diposisi ke-6 klasemen sementara, diatas dari dua tim besar seperti Manchester United dan Arsenal. Kelemahan mereka terletak pada produktivitas gol yang tidak terlalu baik. Hal ini juga terjadi di Championship musim lalu. Untuk musim ini, mereka hanya mampu mencetak 26 gol. Menjadi pekerjaan rumah bagi Chris Wilder untuk menemukan penyerang yang cocok dengan skemanya, harapan ada pada Lys Mousset dan Oliver McBurnie yang sama-sama baru didatangkan musim ini.