Oleh : Ary Ditio Baihaqi (@arybaihaqi_10)
Sejak diresmikan sebagai manajer tetap di Manchester United, Ole Gunnar Solksjaer hingga saat ini belum bisa memberikan sesuatu yang menjadi harapan sebagian besar fans. Terlebih dipenghujung musim lalu ditutup dengan rentetan hasil buruk yang membuat sebagian fans hilang kepercayaan, dan memunculkan spekulasi liar mengenai di depaknya sang manajer, namun hal itu segera di indahkan oleh manajemen setan merah dan lebih memilih untuk memberikan kesempatan.
Terlempar dari empat besar dan kembali berlaga di Europa League menjadi kisah lama yang terulang kembali. Target dan prospek jangka panjang dicanangkan agar pencapaian “buruk” tersebut tidak terjadi kembali. Dengan segala problematika di tubuh internal tim, satu hal yang sangat kentara menjadi kelemahan Manchester United musim lalu adalah rapuhnya sektor pertahanan. Terbukti sepanjang musim lalu di Premier League mereka bahkan harus kebobolan sebanyak 54 gol. Inkonsistensi para pemain belakang yang membuat Manchester United kerap menderita hasil minor dibeberapa pertandingan dan harus kehilangan poin penting.
Fakta tersebut yang membuat Ole dan manajemen berpikir keras untuk mengatasi masalah tersebut dengan mendatangkan pemain bertahan dan mengganti wajah-wajah lama. Kemudian pilihan jatuh kepada dua pemain berkebangsaan Inggris, Harry Maguire dan Aaron Wan Bissaka. Keduanya musim lalu memang tampil cukup impresif di klub maupun di timnas. Harry Maguire merupakan pilihan utama Gareth Southgate di timnas Inggris, ia dinilai memiliki kapabilitas dan pengalaman yang mumpuni untuk memimpin barisan pertahanan Manchester United. Kemudian Aaron Wan Bissaka musim lalu tercatat sebagai pemain dengan catatan tekel terbanyak di lima liga top eropa dan rutin mengisi posisi starting line up di klubnya, Crystal Palace.
Manchester United harus merogoh koceknya cukup dalam untuk mendatangkan mereka berdua ke Old Trafford, kurang lebih jika dijumlahkan totalnya sekitar 142 Juta Euro. Selain Maguire dan Wan Bissaka, mereka juga memboyong Daniel James dari Swansea City seharga 21 Juta Euro. Melihat bagaimana eksplosifitas Manchester United di bursa transfer memunculkan optimisme di sebagian besar kalangan fans, apalagi di pekan perdana Premier League mereka berhasil menghancurkan Chelsea empat gol tanpa balas, penampilan para pemain baru ini juga sangat baik. Harry Maguire yang kerap melakukan intersep dan tekel penting, Aaron Wan Bissaka yang menghidupkan sisi sayap kanan, perhatian khusus terarahkan ke Daniel James yang berhasil mencetak gol di debutnya walau harus memulai laga dari bangku cadangan.
Baca Juga : Misi Besar Inter Milan Bersama Antonio Conte
Ini menjadi titik awal bagi mereka untuk bangkit dan menatap musim ini dengan percaya diri. Namun, siapa yang sangka, dipekan-pekan selanjutnya Manchester United justru malah kembali seperti musim lalu yang bermain tanpa arah dan gagal meraih kemenangan. Terakhir mereka harus menyerah di tangan West Ham United dua gol tanpa balas.
Hingga pekan ke-6, Manchester United masih bertengger diposisi 8 dengan raihan 8 poin, dan yang menarik adalah dari 5 pertandingan terakhir yang dijalani, mereka hanya bisa menghasilkan 4 gol saja dan kebobolan 6 gol. Dengan berbagai hasil minor ini tentu saja terdapat masalah di tubuh tim dari Manchester United itu sendiri. Ketika mendatangkan pemain-pemain baru dengan harga selangit bukanlah sebuah solusi, tentu yang menjadi sorotan adalah bagaimana racikan taktik yang di implementasikan dalam pola permainan Manchester United selama ini, juga bagaimana strategi dalam bursa transfer itu apakah pemain yang di datangkan sudah benar-benar sesuai kebutuhan apa belum.
Sebenarnya kedua masalah ini memiliki keterkaitan. Hingga kini Ole belum menemukan formula taktik yang tepat untuk diterapkan, dibeberapa pertandingan mereka memang sering memegang kendali permainan dengan penguasaan bola dominan, hal itu tercatat menurut whoscored.com dimana rataan penguasaan bola Manchester United mencapai 54,9, terbaik ke-5 di Premier League, namun keunggulan itu tidak dimanfaatkan dengan baik untuk menciptakan banyak peluang mencetak gol, lemahnya penyelesaian akhir di final third dan minimnya kreativitas benar-benar menghambat mereka.
Kemudian masalah strategi dalam bursa transfer. Ole menyadari bahwa kelemahan mereka musim lalu ada di sektor pertahanan maka dari itu ia menginvestasikan banyak uang ke sektor tersebut dengan mendatangkan Harry Maguire dan Aaron Wan Bissaka, namun satu hal yang luput dari pengamatan bahwa lini depan mereka juga sebenarnya bermasalah, bahkan ketika musim lalu mereka masih punya Romelu Lukaku, dari deretan Big Six mereka hanya unggul dari Chelsea yang memang juga memiliki masalah yang sama. Perginya Romelu Lukaku tidak diantisipasi dengan baik, mereka tidak mendatangkan penyerang baru dan memilih untuk mengembalikan Anthony Martial ke posisi aslinya sebagai penyerang tengah, namun sampai saat ini permainannya belum maksimal karena ia tengah cedera.
Kehilangan Romelu Lukaku dan Ander Herrera yang perannya vital di tim utama musim lalu tidak segera di antisipasi dengan baik. Ole cenderung hanya fokus untuk membenahi sektor pertahanan saja, dan tidak terlalu memperhatikan sektor yang lain. Kehilangan Ander Herrera coba ditutupi oleh Scott McTominay, namun hasilnya tidak begitu baik, kemudian di sektor penyerangan, tidak ada pemain yang benar-benar bisa diharapkan untuk bisa terus mencetak gol di setiap pekan pertandingan, seperti Sergio Aguero di Manchester City dan Harry Kane di Tottenham Hotspurs.
Kemudian beberapa pemain yang dirasa kontribusinya masih tidak memenuhi ekspektasi, seperti Paul Pogba dan Jesse Lingard. Isu mengenai kepindahannya ke Real Madrid mungkin sedikit banyak menggangu fokusnya saat ini, dan Jesse Lingard yang sekarang dipertanyakan perannya yang tidak begitu baik ketika mendapat kesempatan untuk tampil, posisinya bahkan sekarang diambil alih oleh Daniel James dan Andreas Pereira yang dinilai lebih berdampak ketika dimainkan.
Posisi Solksjaer juga semakin tersudutkan jika hasil negatif ini terus berlanjut, setidaknya jika hingga paruh musim tetap dipertahankan, Solksjaer harus menemukan solusi yang tepat untuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang sekarang kian kentara, Manchester United sebagai tim besar dengan sejarah yang mengagumkan seharusnya tidak bermain seperti apa yang mereka perlihatkan dibeberapa musim belakangan. Nama besar mereka sebagai sebuah kesebelasan besar di dunia dipertaruhkan sekarang.