Oleh : Ary Ditio Baihaqi (@arybaihaqi_10)
Setelah gelaran Piala Dunia 2018 resmi berakhir, mayoritas tim di Eropa kembali bersiap untuk menyambut datangnya musim kompetisi yang baru. Beberapa tim tengah melakukan serangkaian uji coba guna melihat sejauh mana kesiapan mereka dan bagian mana yang sekiranya terdapat kekurangan agar dapat segera diperbaiki.
Ketika memasuki jeda pra-musim, menarik tentunya untuk membahas aktivitas seputar bursa transfer pemain. Kita dikejutkan dengan berita kepindahan bintang Real Madrid sekaligus Kapten Timnas Portugal, Cristiano Ronaldo ke tim juara bertahan Serie A, Juventus. Walau sebelumnya rumor kepindahan ini telah berhembus kencang, namun berita hengkangnya Ronaldo tetap saja mengejutkan banyak pihak, karena ia lebih memilih untuk pindah ke Juventus dibandingkan ke tim yang telah membesarkan namanya, Manchester United yang sebelumnya diisukan kuat akan menjadi tempat pelabuhan karir sang mega bintang selanjutnya.
Semua tim seolah berlomba untuk mendatangkan pemain yang dibutuhkan, tak terkecuali Chelsea. Maurizio Sarri sudah merancang strateginya di bursa transfer dengan mengincar beberapa nama, dan satu yang berhasil di datangkannya ialah Jorginho. Jorginho menjadi pemain dari Napoli yang di datangkan oleh Sarri. Pemain berdarah campuran Italia dan Brasil ini memang merupakan bagian dari skema permainan Napoli ketika masih ditukangi Maurizio Sarri, dan mereka ingin kembali mengulang kerja samanya di Chelsea.
Jorginho memiliki banyak kelebihan sebagai seorang gelandang bertahan. Selain handal dalam merebut bola di lapangan tengah ia juga merupakan pemain yang piawai dalam mengawali serangan dengan melepaskan berbagai umpan yang membahayakan, catatan 4 assisnya bersama Napoli menjadi buktinya. Ketenangannya dalam menguasai bola juga sangat luar biasa.
Dilansir dari Whoscored.com Rataan intercept Jorginho musim lalu mencapai 1,7 perpertandingan. Catatan impresif Jorginho lainnya yaitu rataan operan yang mencapai 84,3% terbaik kedua di Liga setelah Aymeric Laporte dari Manchester City. Operan sukses milik Jorginho menjadi yang tertinggi kedua di Chelsea setelah Mateo Kovacic yang mencapai 89,3%. Berbagai catatan ini yang membuat Frank Lampard, manajer Chelsea saat ini menaruh keyakinan besar terhadapnya musim ini.
Walau musim lalu Jorginho sempat mendapat kritik tajam dari para pendukung karena permainannya yang di anggap tidak berkembang, untuk musim ini Lampard memberi Jorginho role yang lebih fleksibel untuk bisa membantu penyerangan ketika dibutuhkan. Kini Jorginho menjadi lebih berani untuk maju ke lini ketiga dan membantu Mateo Kovacic dalam menguasai bola dengan sesekali melepaskan umpan terobosan ke kotak penalti lawan.
Dengan pola formasi 4-2-3-1 yang kadang berubah menjadi 4-3-3 membuat Jorginho menjadi pemain paling sentral di lini tengah. Ia bertugas untuk mengatur ritme permainan dan menjaga penguasaan bola, serta menjadi pemain penghubung antara lini belakang dan lini depan. Tidak hanya fokus bertahan, kini ia menjadi lebih aktif dalam menyerang yang ternyata hal tersebut bisa dilakukan oleh gelandang timnas Italia ini. Walau dibeberapa kesempatan ia kehilangan momentum dalam memberikan bola kepada rekannya sebelum bola direbut lawan, hal ini sering merugikan Chelsea dibeberapa pertandingan yang telah berjalan.
Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi oleh Frank Lampard. Bukan hanya soal Jorginho, melainkan beberapa pemain yang juga tampil tidak begitu baik. Nampaknya pekerjaan Lampard menjadi lebih sulit, karena keterbatasan pemilihan pemain untuk saat ini. Ia harus memutar otak untuk bisa menyelesaikan segala permasalahan yang ada, sebelum akhirnya mereka bisa mendatangkan pemain baru di bursa transfer musim panas tahun depan sesuai dengan masa hukuman larangan transfer.