3/20/21

Pesona Seorang Figuran Bernama Eric Maxim Choupo-Moting

Oleh : Ary Ditio Baihaqi (@arybaihaqi_10)

Bayern berhasil melaju ke babak perempat final Liga Champion musim ini setelah mengalahkan Lazio dengan agregat yang meyakinkan, 6 – 2. Kuncinya ada di leg pertama ketika mereka berhasil mengalahkan Lazio dikandangnya dengan skor 1 – 4. Hasil tersebut jadi lebih mempermudah tugas Robert Lewandowski dan kolega di leg kedua, yang akhirnya di leg kedua pun Bayern masih terlalu tangguh untuk Lazio dan menang lagi dengan skor 2 – 1. Kemenangan Bayern kali ini cukup menarik perhatian, karena salah satu dari dua gol yang dicetak ke gawang Lazio pada kamis dini hari ditorehkan oleh seorang bernama Eric Maxim Choupo-Moting.

Choupo Moting, PSG, Munchen

Sebenarnya Choupo-Moting bukan nama yang asing di telinga para penikmat sepakbola, ia terkenal bukan karena kemampuannya di lapangan yang ajaib atau catatan statistiknya yang memukau, melainkan karna dengan segala sesuatu yang ada dalam dirinya yang serba pas pasan ia mampu untu menarik perhatian kesebelasan elite Eropa, salah satunya PSG dan Bayern.

Lantas bagaimana ceritanya seorang pemain yang biasa-biasa saja tetapi bisa merasakan bermain dengan banyak kesebelasan ternama?

Choupo-Moting tumbuh dan besar sebagai pesepakbola di Jerman, tepatnya di kota Hamburg. Ia sempat memperkuat beberapa kesebelasan disana seperti Hamburg SV, Nurnberg, dan Mainz. Tetapi namanya mulai dikenal luas ketika memperkuat Schalke pada musim 2014/15. Musim pertamanya membela Die Königsblauen cukup baik dengan mencatatkan 31 penampilan dengan rincian 9 gol dan 6 asis. Choupo-Moting bertahan selama 3 musim sebelum akhirnya mengembara ke beberapa tim salah satunya kontestan Premier League, Stoke City.

Uniknya setiap kepindahannya dari satu tim ke tim yang lain sepanjang karir, setiap tim yang mendatangkannya tidak pernah mengeluarkan uang tebusan atau fee. Ia selalu di datangkan secara gratis, bahkan Harga pasarnya paling mahal hanya menyentuh angka 8 Juta Euro pada musim 2018/19. Dan jika diperhatikan rekam jejak karirnya selama ini, memang tidak ada yang terlihat istimewa dari pemain timnas Kamerun ini.

Baca Juga : Meniru Semangat dan Gairah Sepakbola Lille  

Jika kita melihat dari hal-hal yang telah disebutkan diatas rasanya sulit untuk melihat apa yang telah di dapatkan oleh Choupo-Moting saat ini. Karena diluar sana banyak sekali pemain yang jika dibandingkan secara kualitas lebih baik, dan secara usia untuk masa depan jauh lebih menjanjikan. Tetapi ada beberapa hal yang luput dari perhatian banyak orang mengenai kelebihannya yang sebenarnya dimiliki dan membuat beberapa klub berpikir untuk menggunakan jasanya.

Berperan Penting Sebagai Pemain Backup

Ini adalah alasan utama mengapa Choupo-Moting masih dibutuhkan bahkan oleh tim elite sekalipun. Untuk sekelas pemain “pengganti” saat ini ia adalah pilihan terbaik yang ada diposisinya. Tidak ada yang mau berada di sebuah tim tanpa jaminan menit bermain yang pasti, apalagi bagi pemain muda yang seharusnya lebih banyak mendapatkan jam terbang lebih banyak untuk meningkatkan potensinya. Bagi Choupo-Moting tidak ada desakan baginya untuk terus bermain setiap minggunya. Tugasnya hanya bermain dengan sebaik-baiknya jika pelatih memintanya untuk turun.

Jika melihat penampilannya bersama PSG, dari dua musim Choupo-Moting hanya bermain sebanyak 31 laga dengan mencetak 6 gol dan 1 asis. Kita tidak berfokus pada jumlah laga yang dimainkannya tetapi dampak yang diberikannya ketika tampil. Salah satunya musim lalu pada laga perempat final Liga Champion. Atalanta yang hampir memastikan langkahnya ke semifinal akhirnya harus sirna setelah PSG mencetak sepasang gol dimenit akhir yang di cetak oleh Marquinhos dan Choupo-Moting. Jika gol terakhir tidak tercipta bisa saja jalan ceritanya akan berbeda dan PSG tidak akan benar-benar bisa merasakan final pertamanya saat itu.

Namun Choupo-Moting bukannya tak luput dari kesalahan. Hal yang paling di ingat adalah ketika ia secara tidak sengaja menghentikan laju bola hasil sontekan Christoper Nkunku yang mengarah ke gawang yang kosong, alhasil peluang yang seharusnya berbuah menjadi gol malah berakhir kegagalan. Momen ini terjadi dalam laga lanjutan Ligue 1 ketika PSG bertemu dengan Strasbourg.

Choupo Moting, PSG, Bayern
(Pict: @SquawkaNews)  

Dalam dunia sepakbola memang sudah hal lumrah untuk memberikan status kepada para pemainnya yang secara garis besar dapat dibagi menjadi dua yaitu pemain utama dan pemain rotasi. Secara teori pemain utama pasti akan mendapatkan menit bermain yang lebih banyak dari pemain rotasi, akan tetapi sewaktu-waktu tim juga pasti akan melakukan pergantian dalam skuadnya untuk beberapa waktu, dan disinilah peran pemain rotasi itu dibutuhkan. Mau pemain rotasi atau bukan setiap pelatih selalu menginginkan pemainnya untuk tampil baik dalam setiap laga, maka dari itu setiap pemain yang ada di dalam tim sama pentingnya.

Peran sebagai pemain backup memang baru diembannya semenjak bergabung dengan PSG dimusim 2018/19. Sebelumnya ia selalu menjadi pilihan utama di tim terdahulu, walau memang pencapaiannya tidak begitu mentereng. Tetapi, dengan peran barunya ini ia bisa memiliki pengalaman yang tidak semua pemain di dunia bisa rasakan, yaitu bermain dengan dua tim finalis Liga Champion 2019/20, PSG dan Bayern.

Hidup ini tidak melulu soal siapa yang menjadi pemeran utamanya, terkadang kita lupa bahwa tanpa pemeran pendukung sesuatu tidak akan menjadi seindah seperti apa yang kita lihat. Konsep ini berlaku dibanyak situasi, tak terkecuali sepakbola. Tak ada salahnya hanya menjadi "figuran" dalam sebuah cerita yang megah.