11/27/20

Romantisasi Antara Pesepakbola Dengan Gim Sepakbola

Oleh :  Ary Ditio Baihaqi  (@arybaihaqi_10)

Siapa yang suka menghabiskan waktu senggangnya berjam-jam dengan bermain video gim? Rasanya mayoritas dari pembaca artikel ini akan menjawab dalam hati dengan mengatakan “saya”. Jika kamu bukan termasuk dalam golongan yang tadi disebutkan, setidaknya kamu pasti pernah memainkan sebuah video gim entah itu di konsol, komputer, atau di ponsel. Kalau dulu kita harus pergi ke rental atau warnet untuk bermain sebuah gim, sekarang dengan kemajuan teknologi dan informasi, tak perlu susah-susah karena hanya dengan bermodal ponsel saja kita sudah bisa memainkan gim sesuai dengan genre yang kini semakin variatif.

FIFA, PES, Football Manager

Bicara soal gim sepakbola, kita akan dengan mudah menemuinya. Berbagai modifikasi dilakukan dan di desain agar dapat menarik minat pemain gim. Mulai dari bermain sebagai tim, sebagai kepala pelatih, bahkan menjadi si pemain itu sendiri. Semua hadir dengan keunikannya masing-masing. Tapi, kalau mau mencari siapa yang lebih populer rasanya kita akan memilih FIFA dan PES menjadi juaranya. Keduanya menjadi penggagas dan terdepan soal gim sepakbola modern dan tidak jarang keduanya terlibat persaingan yang ketat.

Sampai saat ini memang belum ada narasi yang mengatakan siapa diantara FIFA atau PES yang terbaik, karena memang keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga pada akhirnya tergantung dari preferensi para pemain video gim itu sendiri ingin seperti apa mereka menginginkan sebuah gim sepakbola itu dibuat. Dan, di tulisan ini, kita akan membicarakan gim sepakbola FIFA dengan segala dinamikanya.


FIFA merupakan franchise gim sepakbola besutan developer asal Amerika Serikat, Electronic Arts biasa disingkat EA. Sebagai developer gim yang identik dengan olahraga, selain sepakbola EA juga membuat gim dengan pilihan olahraga yang beragam, seperti Bola Basket, American Football, Cricket, UFC, bahkan Racing. FIFA pertama kali muncul kepermukaan yaitu pada tahun 1993 dengan tajuk FIFA Internasional Soccer, sejak saat itu, FIFA dianggap sebagai sebuah revolusioner dalam urusan gim sepakbola. Disetiap edisi, FIFA selalu menawarkan sebuah kemajuan baik itu dari sisi grafis gimnya maupun dari sejumlah fitur yang bisa dimainkan, yang menjadikannya semakin menarik.

FIFA
Tampilan Gameplay FIFA International Soccer

Walau dihadapkan dengan berbagai kendala, dan dengan bermunculannya pesaing baru yang cukup kompetitif, nyatanya hingga saat ini, FIFA selalu identik dengan gim sepakbola yang unik dan menarik. Terbukti pada tahun 2019, Guinness World Records menjadikan FIFA sebagai gim olahraga dengan penjualan terbanyak di dunia dengan catatan 282,4 juta kopi. Hal ini semakin mengukuhkan posisi FIFA sebagai pilihan utama bagi para gamers yang ingin memainkan gim bertemakan sepakbola.

Masalah lisensi juga tak jarang menjadi pembanding mengapa FIFA lebih dipilih banyak orang ketimbang gim lainnya seperti PES, yang sebenarnya menawarkan gameplay yang berbeda, bahkan sebagian orang mengatakannya lebih realistis. Namun FIFA dengan lisensi ekslusifnya dengan beberapa liga top eropa menjadikannya lebih menarik untuk dimainkan. Selain liga eropa tentu kita juga bisa memainkan tim dari berbagai liga yang tidak biasa seperti Jepang, Korea Selatan, Saudi Arabia, Polandia dan masih banyak lagi.

Pemain FIFA tidak datang hanya dari kalangan penikmat sepakbola saja, melainkan orang-orang yang memang gemar memainkan segala jenis genre gim. Bahkan, ada yang sebelumnya tidak begitu mengikuti sepakbola, tetapi setelah memainkan gimnya, ia jadi banyak tahu tentang pemain dan taktik dalam sepakbola.

Para pemain FIFA seperti yang tadi sudah disebutkan datang dari berbagai kalangan, bahkan dari pesepakbola itu sendiri. Seperti yang kita tahu banyak pesepakbola terkenal yang mengunggah aktivitas bermain gimnya di media sosial. Mereka bermain dikala waktu istirahat setelah melewati rutinitas pertandingan dan padatnya jadwal latihan. Bermain gim menjadi salah satu cara untuk mengusir perasaan jenuh tersebut, walaupun secara harfiah sebenarnya mereka tidak sepenuhnya beristirahat karena ketika bersantaipun kembali berhadapan dengan yang namanya sepakbola, tentunya dalam sebuah video gim.



FIFA bagi sebagian pesepakbola, sudah bukan seperti layaknya video gim. FIFA selayaknya sudah menjadi bagian dari hidup mereka sendiri. Karena jika bukan begitu, tentu Romelu Lukaku dan Mitchy Batshuayi tidak seharusnya memiliki alasan untuk sebel dan jengkel setelah melihat poin dan atribut yang diri mereka dapatkan di edisi terbaru FIFA. Atau mengapa Tammy Abraham dan Rhian Brewster yang termotivasi untuk terus berlatih dan mengembangkan kemampuannya agar mendapatkan poin atribut yang lebih baik di edisi terbaru FIFA. Jika sudah begitu, maka FIFA memang sudah tidak bisa dikatakan sebagai sebuah video gim biasa, melainkan menjadi gaya hidup bagi sebagian pesepakbola.

Beberapa bulan lalu ketika virus korona tengah menyebar dengan cepat dimayoritas negara eropa, sepakbola sempat dihentikan beberapa minggu untuk mencegah penyebaran menjadi lebih ganas. Tak hanya sepakbola, seluruh aktivitas yang mengandung unsur orang banyak praktis seketika mati suri. Kehidupan kemudian berjalan tidak seperti biasanya. Keluar harus menggunakan masker, lebih sering cuci tangan, dan menjaga jarak satu sama lain. Sungguh tidak pernah terbayangkan hal seperti ini akan terjadi kan?

Untuk mengisi kekosongan tersebut, Liga Primer Inggris bersama dengan EA mengadakan sebuah turnamen gim FIFA yang diberi judul “ePremier League Invitational Tournament”. Peserta berasal dari kontestan Liga Primer Inggris di mana setiap tim mengirimkan satu wakilnya, kemudian bermain dalam sistem gugur yang akhirnya akan menyisakan dua finalis untuk memperebutkan gelar juara.

ePremier League, FIFA




Tim yang berhasil menuju partai final adalah Wolverhampton yang diwakili oleh Diogo Jota, dan Liverpool yang diwakili oleh Trent-Alexander Arnold. Laga final ini berlangsung cukup alot karena baik Jota maupun TAA bermain dengan hati-hati. Jota bermain dengan sabar membangun serangan dari belakang, sementara TAA bermain lebih kedalam dan menunggu kesempatan serangan balik. Di akhir laga Diogo Jota keluar sebagai juaranya, dan pada akhirnya mereka berdua menjadi rekan satu tim di kehidupan nyata.

FIFA juga sering dijadikan sebagai ide sebuah konten bagi beberapa tim untuk mengisi feed media sosial, seperti Chelsea dan Leeds United. Dalam video yang dibuat oleh masing-masing tim tema-nya tidak jauh berbeda, yaitu melihat ekspresi dan pendapat mereka mengenai rating yang mereka dapatkan di edisi FIFA terbaru. ada yang kecewa dan ada yang menertawakan satu sama lain perihal rating yang di dapatkan masing-masing pemain. Walau hanya sekedar konten, pada akhirnya FIFA sudah berhasil masuk menjadi satu bagian yang diperhitungkan bahkan diperhatikan oleh pesepakbola itu sendiri.

Video gim nyatanya bukan hanya menjadi sebuah media hiburan semata, beberapa dari pesepakbola bahkan juga menjadikan video gim sebagai referensinya dalam bermain sepakbola dikehidupan nyata. Hal ini diungkapkan oleh Marco Amelia pada tahun 2008 ketika masih membela Palermo. Saat itu timnya berhadapan dengan AC Milan.

AC Milan, FIFA, Marco Amelia
momen penyelamatan penalti oleh marco amelia

Dalam sebuah pertandingan dengan skor masih sama kuat, ia berhasil menggagalkan eksekusi penalti Ronaldinho, dan setelah itu ia mengaku bahwa keberhasilannya tak lepas dari ia yang sering berhadapan dengan situasi tersebut sebelumnya di video gim. dipertandingan yang sama, Amelia dihadapakan kembali dengan penalti dimana Ronaldinho masih menjadi penendang, namun kali ini tendangan masuk ke gawang, kemudian Amelia menambahkan "saya hampir menggagalkan tendangan yang kedua, tapi rasanya sudah cukup saat itu".

Pemain sayap Everton, Alex Iwobi juga pernah mengatakan bahwa FIFA menjadi referensi dalam mengembangkan gaya bermain, dilansir dari The New York Times. “Dia (Aiden McGeady) memiliki gerakan yang ingin saya coba praktikan didalam lapangan”. Aiden McGeady merupakan pemain sayap asal Republik Irlandia yang telah malang melintang dipersepakbolaan inggris.

Kemudian ada Antoine Griezmann yang diketahui rutin bermain gim Football Manager besutan Sport Interactive. Pemain Barcelona ini memperlihatkan tim yang dilatihnya, Arsenal di media Sosial Twitter.

Football Manager, Griezmann
griezmann menggantikan arsener wenger, di football manager.

Bermain video gim selain sebagai media hiburan juga mempunyai dampak positif terhadap kesehatan. Menurut penelitian yang dilansir dari Palo Alto Medical Foundation mengatakan bahwa dengan bermain video gim mampu mengembangkan kemampuan berpikir seseorang secara abstrak. Bermain video gim juga dapat merubah struktur fisik otak sama halnya ketika kita sedang memainkan sebuah alat musik yang membuat otak kita bekerja, tentu dengan porsi yang seimbang. Di era modern seperti sekarang rasanya bukan menjadi hal yang aneh ketika sesuatu dijadikan sebagai sebuah obsesi bagi sebagian kalangan, contohnya video gim. Sekarang tergantung dari masing-masing individu menyikapinya seperti apa.

Di tangan orang yang tepat video gim bisa menjadi hal positif sebagai media pelecut semangat dan pengembangan diri ke arah yang lebih baik. di tangan orang yang salah video gim hanya sebatas menjadi media hiburan yang cenderung menghabiskan waktu dan malah menggeser esensi dari video gim itu sendiri sebagai pengisi waktu senggang. Hal ini bukan hanya berlaku untuk video gim saja tapi untuk segala hal yang berhubungan dengan manusia dan lika liku kehidupannya.