Oleh : Ary Ditio Baihaqi (@arybaihaqi_10)
Tak bisa dipungkiri bahwa persaingan sebagai pesepakbola di Eropa tidaklah mudah. Begitu banyak bakat dan talenta yang menyeruak keluar setiap tahunnya dengan keunikannya masing-masing. Kompetisi yang ketat antar pemain bahkan sudah terasa dari tingkat usia muda, hingga akhirnya mereka siap untuk berlaga dalam sebuah pertandingan yang sesungguhnya.
Ini merupakan sebuah dinamika yang selalu dihadapi oleh pemain, mereka dituntut harus berlatih ekstra karena mereka menghadapi sebuah standarisasi yang dipatok sedemikian tinggi, ketika tidak mencapai ekspektasi di waktu yang seharusnya, maka kesempatan untuk memperbaiki karir akan terlewatkan. Walau itu bukanlah akhir dari semuanya.
Mislav Oršić menjadi satu dari sekian banyak pemain yang merasakan hal tersebut. Bahkan kerja keras dan usahanya tidak terbayarkan tuntas begitu saja, hingga tawaran dari sebuah klub sepakbola di Korea Selatan membawanya menuju sebuah tantangan baru, yang tidak di duga bahwa keputusannya saat itulah yang membawanya menjadi seperti sekarang.
Semua berawal dari bagaimana ia memperlihatkan dirinya sebagai seorang pesepakbola dengan talenta yang besar, saat itu ia bermain disebuah tim bernama Kustošija, di Zagreb. Kemampuannya kemudian tercium oleh staf kepelatihan Inter Zaprezic, sebuah klub yang juga berasal dari kota Zagreb namun berlaga di strata kompetisi yang lebih tinggi dari Kustošija. Singkat cerita, Oršić menerima tawaran tersebut dan memulai karir barunya disana. Semuanya berjalan dengan lancar, Oršić terus berkembang seiring dengan kepercayaan yang diberikan untuk terus bermain di tim utama. Puncaknya dimusim 2012/13 dimana saat itu ia menjadi pencetak gol terbanyak bagi klubnya dengan torehan 12 gol.
Pencapaian tersebut yang membawa pemuda berusia 21 tahun ini dihadapkan dengan sebuah peluang besar untuk mengembangkan karirnya lebih besar lagi. Klub asal Italia, Spezia datang dengan tawaran yang menjanjikan. Namun ternyata, mulai dari sini, kesulitan mulai menghampiri karena harapan tidak sesuai dengan kenyataan.
Di Italia Oršić tidak mendapatkan tempatnya, hingga ia terpaksa harus pulang kampung ke Krosia, tepatnya ke Rijeka, sekitar dua jam dari Zagreb. Di Rijeka pun tidak jauh berbeda. Bahkan lebih parah, ia tidak mendapat kesempatan sama sekali untuk bermain. Hingga tawaran datang dari kontestan K-League, Jeonnam Dragons.
“Saya berada di Korea selama tiga tahun, saya berusia 22-23 tahun ketika saya pergi ke Korea. Saya takut karena saya tidak tahu kemana saya akan pergi, tetapi manajer menjelaskan kepada saya bahwa mereka menghormati orang asing dan hidup sangat teratur, jadi saya tidak ragu” – Mislav Oršić, dilansir dari vecernji.hr
Bermain di Korea Selatan sama sekali tidak pernah terpikirkan olehnya. Jalan kehidupan yang menuntunnya untuk merasakan bagaimana bermain sepakbola di kontinen yang berbeda. Budaya dan gaya hidup yang sangat berbeda antara Krosia dan Korea Selatan sempat membuatnya frustasi. Terutama soal makanan yang tentu saja tidak terbiasa. Tapi seiring berjalannya waktu, sebagai seorang profesional, ia mampu melewati itu.
Orša, sapaannya, bermain di Korea Selatan selama kurang lebih 3 musim. Ia sempat bermain juga di China membela Changchun Yatai, namun karena kurang kerasan, ia memilih kembali ke Korea karena sudah lebih beradaptasi. Namun kali ini ia bergabung dengan Ulsan. Di Ulsan karirnya mulai membaik. Ia menjadi pemain andalan bersama dengan legiun asing lainnya saat itu, Richard Windbichler, Danijel Subotic, dan Júnior Negão. Dua musim ia mencatatkan 66 pertandingan dengan torehan 21 gol. Ia juga menjadi bagian dari keberhasilan Ulsan menjuarai Korea FA Cup pada musim 2017.
Korea Selatan telah menjadi bagian penting bagi karir sepakbola, maupun kehidupan pribadinya. Banyak hal krusial dalam hidup yang telah dijalaninnya di Korea, termasuk menikah dan memiliki anak. “Faktanya, Korea memainkan peran penting dalam hidup kami, saya melamar istri saya di sana, kami mengandung seorang putra di sana dan, harus saya katakan, pada akhirnya hidup kami di Korea sangat menyenangkan” tandasnya.
Hingga akhirnya tawaran dari Dinamo Zagreb datang diwaktu yang tepat. Di usia emasnya sebagai pesepakbola, masih banyak hal yang bisa dicapai. Musim panas 2018/2019, Dinamo Zagreb resmi mendatangkan Oršić dengan biaya transfer sebesar €1,6 Juta. Hingga kini, nilai harga transfer Oršić telah melonjak naik menjadi €7,5 Juta dilansir dari transfermarkt.
“Berada di rumah seratus kali lebih indah daripada mengembara di dunia, itu adalah perasaan yang luar biasa ketika Anda pulang ke kota Anda setelah beberapa tahun. Aku butuh waktu lama untuk terbiasa berada di sini” ucapnya.
Awal kedatangannya mengundang tanda tanya bagi sebagian pendukung, karena melihat rekam jejak Oršić yang hanya bermain di Asia. Namun, berkat pengalamannya itu, Oršić menjawab tuntas anggapan miring terhadap dirinya dengan penampilan brilian. Yang paling di ingat adalah ketika Dinamo Zagreb menjamu Atalanta dalam lanjutan fase grup Liga Champion musim lalu, Atalanta yang tengah menjadi sorotan karena permainan menyerang yang sarat akan gol, nyatanya dibuat tidak berdaya malam itu. Dinamo Zagreb melumat tim asuhan Gian Piero Gasperini empat gol tanpa balas, dan tiga gol itu dicetak sendirian oleh Mislav Oršić, orang yang sebelumnya “hanya” main di liga Korea.
Setelah itu penampilannya semakin membaik, musim lalu pemain bernomor punggung 99 ini mencatatkan 13 gol dari 28 penampilan sekaligus sukses membawa timnya menjuarai liga diakhir musim. Itu yang membuat Zlatko Dalic, pelatih Kroasia memanggilnya ke timnas. Ia sudah menjalani debutnya dari bangku cadangan menggantikan Ante Rebic ketika Kroasia imbang menghadapi Azerbaijan. Agak sulit untuk menembus skuat utama Kroasia karena ia harus bersaing dengan nama-nama besar seperti Ivan Perisic, Ante Rebic, Nikola Vlasic, dan Josip Brekalo.
Kini fokusnya adalah tetap bermain semaksimal mungkin bagi Dinamo Zagreb, dengan harapan akan mendapatkan kesempatan lebih besar di timnas, atau mungkin menarik perhatian klub lain seperti apa yang diperlihatkan oleh West Brom. Klub asuhan Slevan Bilic yang juga merupakan orang Kroasia, sempat gencar dirumorkan tertarik mendatangkan Oršić. Walau hanya sebatas rumor belaka, setidaknya ini bisa menjadi pemacu baginya untuk bisa terus konsisten diklubnya saat ini.
Hidup memang terkadang sulit dan tidak sesuai seperti yang kita rencanakan, tapi bukan berarti kita berhenti untuk berusaha dan hanya menggantung nasib tanpa melakukan apapun atau bekerja sekedarnya. Apapun yang kita lakukan pasti akan kembali lagi, tergantung dari apa yang kita beri.