2/19/20

Menanti Arah Baru Sepakbola Indonesia

Oleh : Apif Supriadi (@apfsprd)

Dikala Midweek yang bertepatan dengan jadwal Liga Champions Eropa dan Asia, saya menonton pertandingan antara FC Seoul (Korea Selatan) vs Melbourne Victory (Australia). Di pertandingan tersebut FC Seoul menang tipis 1 - 0 lewat gol Park Chu Young diawal pertandingan.

Park Chu Young terlihat agak menua, pemain yang pernah didatangkan Arsene Wenger ke Emirates Stadium ini tidak mendapatkan tempat di Arsenal, ia lebih banyak berkiprah di Jerman, tepatnya di Bundesliga. Saya memantau ia saat bermain di Augsburg saat itu ia lebih sering bermain sebagai penyerang kiri dibanding dengan posisi aslinya sebagai penyerang tengah. Sekarang, ia menjadi Kapten tim FC Seoul dimusim 2020 ini.

Melihat pertandingan tersebut terbesit dalam pikiran saya kapan Kesebelasan Indonesia dapat tampil kembali diajang tertinggi bagi kesebelasan sepakbola di Asia itu. di musim 2020 ini kesebelasan asal Indonesia hanya berkiprah di AFC Cup alias kasta kedua ajang sepakbola Asia.

Timnas Indonesia PSSI Liga 1
Bali United dan PSM jadi wakil tim Indonesia di AFC Cup musim ini

Bali United sebagai juara Liga dan PSM Makassar keduanya bernasib sama. Sama - sama mewakili Indonesia di ajang AFC Cup.

Kerinduan saya sebagai penikmat sepakbola ingin bisa melihat kesebelasan kita kembali berlaga dikasta tertinggi dan bertarung dengan kesebelasan Korea Selatan yang enerjik, bertarung dengan kesebelasan Jepang yang lincah nan ulet, bertarung dengan kesebelasan China yg bertabur bintang Eropa atau bertarung dengan kesebelasan Australia yang bertipikal kick and rush ala Inggris.

Baca Juga : Industri dan Sepakbola, apa hubungannya dengan timnas?

Beberapa faktor yang membuat absennya kesebelasan Indonesia di ajang tertinggi sepakbola Asia itu bisa jadi karena dampak situasi persepakbolaan kita yang tidak stabil, pertarungan politik sangat terasa disetiap pergantian rezim kepemimpinan Organisasi Induk Sepakbola Indonesia atau yang biasa disebut PSSI.

Hari ini PSSI bersiap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 di tahun 2021 menjadi gebrakan tersendiri bagi dunia sepakbola tanah air, agenda itu juga di dukung penuh oleh rezim Jokowi, PSSI pun seperti distabilkan sementara di dalam suasana yang hiruk pikuk pergantian rezim kepemimpinan PSSI, tidak sekontroversi seperti edisi-edisi sebelumnya. 

Faktor lain yang menurut saya menjadi hambatan kesebelasan kita berkiprah jauh di Liga Champions Asia adalah arogansi suporter sepakbola tanah air, kenapa bisa?

Suporter sepakbola kita terlalu menekan kesebelasan kebanggaannya untuk menjuarai Liga, terdengar baik tapi kesebelasan akhirnya memilih Liga menjadi prioritas mereka bukan ajang yang lebih membanggakan di pentas Asia, kesebelasan juga cenderung memilih jalan pintas membentuk tim secara instan dengan mendatangkan banyak pemain asing dan mengandalkan pemain naturalisasi, Ini juga berdampak pada Tim Nasional kita yang akhirnya kesulitan mencari pemain lokal yang matang.

Timnas Indonesia PSSI Liga 1

Manajemen dan kesebelasan akhirnya sibuk membentuk tim hanya untuk berprestasi di liga lokal dibanding membentuk tim berpatok pada kekuatan kesebelasan elit di kasta tertinggi di Asia.

Belum lagi jadwal liga yang kurang bersahabat dengan jadwal Liga Champions Asia dan AFC Cup, kultur negara yang beragam memang membuat Liga Champions Asia ini unik yang berdampak pada jadwal liga di masing-masing Negara Asia. Kesebelasan kita yang masih kurang ditangani secara professional juga menambah daftar faktor yang menghambat prestasi kesebelasan lokal diajang persepakbolaan tingkat Asia. Berprestasi di sepakbola bukan cuma soal Tim Nasionalnya tapi juga kesebelasan lokal yang bisa eksis dikasta tertinggi Asia juga bentuk prestasi tersendiri.

Kerinduan saya soal ini berbuah menjadi doa semoga ada Arah Baru di sepakbola tanah air!